Sabtu, 02 April 2011

Revolt and make up our mind!

Revolusi PSSI! Yap, hampir semua media memberitakan kisruh di tubuh badan sepakbola tertinggi di Indonesia ini. Sudah menjadi rahasia umum jika kinerja PSSI buruk, sangat buruk bahkan. Korupsi sudah begitu mengakar terlebih lagi dibawah kongsi Nurdin Halid, begitu banyak dosa-dosa dari Nurdin Halid terhadap sepakbola negeri ini. Terakhir adalah perubahan statuta guna melanggengkan tampuk kekuasaannya. Hal tersebut tentu saja memancing supporter di berbagai daerah untuk menggalang aksi merevolusi PSSI, bahkan ratusan orang berdemo menuntut perubahan dalam organisasi PSSI, tak tanggung-tanggung mobilisasi massa daerah ke Jakarta pun terjadi untuk melakukan yang katanya perubahan.

Sepekan sudah aksi untuk merevolusi PSSI terjadi. Aksi atau demo sah-sah saja dan selama masih wajar memang harus didukung, akan tetapi semakin lama aksi yang menggebu ini terjadi semakin absurd. Belum lama tercetus oleh beberapa pihak untuk memboikot jalannya Liga Indonesia, entah datang darimana ide konyol tersebut. Boikot liga sama saja menghentikan jalannya roda ekonomi, banyak kepala yang menggantungkan hidupnya dari jalannya liga local, sehingga boikot bukanlah cara yang bijak. Aksi yang terjadi di depan kantor PSSI pun semakin terlihat membawa kepentingan beberapa kelompok, umumnya pendemo adalah supporter klub LPI dan rasanya sudah menjadi rahasia bersama siapa mereka. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada mereka yang memang berniat untuk merevolusi PSSI, secara logika rasanya sulit memobilisasi massa ke Jakarta tanpa adanya sokongan dana (Mungkin argumen ini masih bisa diperdebatkan kembali). Terlalu banyak kepentingan politik bermain disana dan terjebak didalamnya akan menjadikan supporter hanya pion-pion kekuasaan. Ditakutkan supporter yang benar-benar “pure” melakukan perubahan hanya mengganti rezim kekuasaan ke pihak lain, who knows?

Diam bukan berarti mendukung PSSI, rasanya masih banyak cara untuk merevolusi PSSI dan rasa hormat tetap harus diberikan kepada kawan-kawan yang memilih turun ke jalan, semangat kawan! Akan tetapi sepertinya menekan kepengurusan tim dan pengcab masing-masing adalah jalan terbaik dengan alasan mereka lah yang menjadi pendukung utama kongsi Nurdin tetap bertahan. Selain itu bila dikaitkan dengan kondisi kepengurusan persija yang carut marut tentunya cara ini setidaknya dapat membawa perubahan dua aspek, internal persija dan eksternalnya adalah PSSI, seperti pepatah sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.

Tak ada yang sia-sia dari sebuah pekerjaan, semoga apapun cara yang dipilih memang benar-benar untuk perubahan di PSSI karena kita merindukan iklim sepakbola yang sehat, jangan bermimpi liga yang menjual jika jalannya roda organisasi sepakbola masih bobrok! Demi Sepakbola dan demi PERSIJA, kebanggan gue, elo, dan kite semua!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar