Sabtu, 02 April 2011

Konsep Wawasan Benua, Dirgantara dan Bahari

Konsep wawasan dapat juga disebut teori Geopolitik, Geopolitik adalah singkatan dari geografi politik; dicetuskan oleh seorang sarjana ilmu politik swedia yang bernama Rudolf Kjellen (1864-1922) pada tahun 1900. Kjelln mencetuskan istilah tersebut dalam rangka mengemukakan suatu system politi yang menyeluruh, yang terdiri atas Geopolitik, Demopolitik, Ekonopolitik, Sosiopolitik, dan Kratopolitik. Gagasan nya tercantum dalam buku Staten Som Lifsform (Der Staat als Lebensrom, The State as an Organism), yang terbit pada tahun 1916.

Istilah geopolitik semula oleh penulisnya dipakai sebagai sinonimdari ilmu bumi politik (Political Geography) suatu cabang ilmu bumi yang dikembangkan oleh Frederich Rattzel (1844-1904). Istilah Geopolitik kemudian berubah artinya setelah dipopoulerkan oleh seorang Jerman yang bernama Karl Haushofer (1896-1946) dengan menjuruskannya ke ekspansionisme dan rasialisme. Menurut Haushofer lingkup geopolitik mencangkup seluruh system politik Kjellen, jadi demopolitik, ekonomi, sosiopolitik, dan kratopolitik termasuk geopolitik .

Di bawah ini akan dijelaskan tentang konsep wawasan benua, dirgantara dan bahari.
1. Sir Halford Mackinder (konsep wawasan benua)
Teori ahli Geopolitik ini menganut “konsep kekuatan”. Ia mencetuskan wawasan benua yaitu konsep kekuatan di darat. Ajarannya menyatakan ; barang siapa dapat mengusai “daerah jantung”, yaitu Eropa dan Asia, akan dapat menguasai “pulau dunia” yaitu Eropa, Asia, Afrika dan akhirnya dapat mengusai dunia.


2. Sir Walter Raleigh dan Alferd Thyer Mahan (konsep wawasan bahari)
Barang siapa menguasai lautan akan menguasai “perdagangan”. Menguasai perdagangan berarti menguasai “kekayaan dunia” sehinga pada akhirnya menguasai dunia.


3. W.Mitchel, A.Seversky, Giulio Douhet, J.F.C.Fuller (konsep wawasan dirgantara)
Kekuatan di udara justru yang paling menentukan. Kekuatan di udara mempunyai daya tangkis terhadap ancaman dan dapat melumpuhkan kekuatan lawan dengan penghancuran dikandang lawan itu sendiri agar tidak mampu lagi bergerak menyerang.

Rangkuman Pendidikan Kewarganegaraan

Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan jamannya.

Semangat perjuangan bangsa yang telah ditunjukkan pada kemerdekaan 17 Agustus 1945 tersebut dilandasi oleh keimanan serta ketakwaan kepada Tuhan YME dan keikhlasan untuk berkorban. Nilai-nilai perjuangan itu kini telah mengalami pasang surut sesuai dengan dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semangat perjuangan bangsa telah mengalami penurunan pada titik yang kritis. Hal ini disebabkan antara lain oleh pengaruh globaisasi.
Globalisasi ditandai dengan kuatnya pengaruh lembaga-lembaga kemasyarakatan Internasional, Negara-negara maju yang ikut mengatur percaturan politik, ekonomi, social budaya, serta pertahanan dan keamanan global. Di samping itu, isu global yang meliputi demokratisasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup turut pula mempengaruhi keadaan nasional.

Globalisasi juga ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khusunya di bidang informasi, komunikasi, dan tranportasi. Hingga membuat dunia menjadi transparan seolah-olah menjadi sebuah kampong tanpa mengenal batas Negara.


KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

UU No. 2 Thn 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa isi pendidikan yang memuat pendidikan Pancasila, Agama, dan Kewarganegaraan terus ditingkatkan dan dikembangkan di semua jaur, jenis, dan jenjang pendidikan.

Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini di sertai dgn perilaku yang :
1. - Beriman dan bertaqwa
2. - Berbudi pekert luhur
3. - Rasional, Dinamis, dan sadar hak dan kewajiban
4. - Aktif memanfaatkan Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

PENGERTIAN DAN PEMAHAMAN TENTANG BANGSA DAN NEGARA

Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah serta berpemerintahan sendiri. Jadi Bangsa Indonesia adalah sekelompok manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam satu wilayah Indonesia.
Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang sama-sama mendiami satu wlayah tertentu dan mengetahui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok / beberapa kelompok manusia tersebut.

NEGARA DAN WARGA NEGARA DALAM SISTEM KENEGARAAN DI INDONESIA

Negara Kesatuan RI adalah Negara berdaulat yang mendapatkan pengakuan dari dunia internasional dan menjadi anggota PBB. Indonesia mempunyai kedudukan dan kewajiban yang sama dengan Negara-negara lain di dunia yaitu ikut memelihara dan menjaga perdamaian dunia.

PEMAHAMAN TENTANG DEMOKRASI

1. Konsep Demokrasi
Adalah sebuah bentuk kekuasaan dari, oleh, dan untuk rakyat. Menurut konsep demokrasi kekuasaan menyiratkan arti politik dan pemerintahan.
2. Bentuk Demokrasi
Ada dua, antara lain :
a. Pemerintahan Monarki
b. Pemerintahan Republik
Menurut John Locke kekuasaan pemerintahan Negara dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Kekuasaan Legislatif
b. Kekuasaan Eksekutif
c. Kekuasaan Federatif
Kemudian Montesque menyatakan bahwa kekuasaan Negara dibagi dan dilaksanakan oleh tiga badan yang berbeda yaitu :
a. Badan Legislatif
b. Badan Eksekutif
c. Badan Yudikatif
3. Klasifikasi Sistem Pemerintahan
Mengenai model system pemerintahan Negara ada 4 macam, yaitu :
a. Sistem Pemerintahan diktaktor
b. Sistem Pemerintahan parlementer
c. Sistem Pemerintahan presidential
d. Sistem Pemerintahan campuran

Paham Kekuasaan Menurut Machiavelli dan Lenin

A.Paham Machiavelli(Abad XVII)
Dalam bukunya tentang politik yang diterjemahkan kedalam bahasa dengan judul “The Prince”, Machiavelli memberikan pesan tentang cara membentuk kekuatan politik yang besar agar sebuah negara dapat berdiri dengan kokoh. Didalamnya terkandung beberapa postulat dan cara pandang tentang bagaimana memelihara kekuasaan politik. Menurut Machiavelli, sebuah negara akan bertahan apabila menerapkan dalil-dalil berikut: pertama, segala cara dihalalkan dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan; kedua, untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu domba (divide et impera) adalah sah; dan ketiga, dalam dunia politik (yang disamakan dengan kehidupan binatang buas ), yang kuat pasti dapat bertahan dan menang. Semasa Machiavelli hidup, buku “The Prince” dilarang beredar oleh Sri Paus karena dianggap amoral. Tetapi setelah Machiavelli meninggal, buku tersebut menjadi sangat dan banyak dipelajari oleh orang-orang serta dijadikan pedoman oleh banyak kalangan politisi dan para kalangan elite politik.

E.Paham Lenin (XIX)
Lenin telah memodifikasi paham Clausewitz. Menurutnya, perang adalah kelanjutan politik dengan cara kekerasan. Bagi Leninisme/komunisme, perang atau pertumpahan darah atau revolusi di seluruh dunia adalah sah dalam kerangka mengkomuniskan seluruh bangsa di dunia. Karena itu, selama perang dingin, baik Uni Soviet maupun RRC berlomba-lomba untuk mengekspor paham komunis ke seluruh dunia. G.30.S/PKI adalah salah satu komoditi ekspor RRC pada tahun 1965. Sejarah selanjutnya menunjukkan bahwa paham komunisme ternyata berakhir secara tragis seperti runtuhnya Uni Soviet.

“Sangat Memalukan”

Dibawah ini saya lampirkan sebuah surat elektronik, yg dalam beberapa hari terakhir menjadi pembicaraan yg cukup panas di masyarakat luas. Seperti yg kita ketahui bersama, jika ada salahsatu pegawai dirjen pajak, yg menulis surat elektronik kepada presiden RI. Dimana dalam surat tersebut, pegawai tersebut memohon kepada Presiden untuk melakukan penyelidikan, atas dugaan adanya penjualan pertandingan di Final leg pertama, antara Malaysia Vs Indonesia dalam ajang Piala  AFF 2010 yg lalu…
From: eli cohen
Subject: Mohon Penyelidikan Skandal Suap saat Piala AFF di Malaysia
Kepada Yth. Bapak Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Republik Indonesia
Di Jakarta
Dengan Hormat, Perkenalkan nama saya Eli Cohen, pegawai pajak dilingkungan kementrian Keuangan Republik Indonesia. Semoga Bapak Presiden dalam keadaan sehat selalu.
Minggu ini saya membaca majalah tempo, yang mengangkat tema khusus soal PSSI. Saya ingin menyampaikan informasi terkait dengan apa yang saya dengar dari salah satu wajib pajak yang saya periksa dan kebetulan adalah pengurus PSSI (maaf saya tidak bisa menyebutkan namanya) . Dari testimony yang disampaikan ternyata sangat mengejutkan yaitu adanya dugaan skandal suap yang terjadi dalam Final Piala AFF yang dilangsungkan di Malaysia.
Disampaikan bahwa kekalahan tim sepak bola Indonesia dari tuan rumah Malaysia saat itu adalah sudah ditentukan sebelum pertandingan dimulai. Hal ini terjadi karena adanya permainan atau skandal suap yang dilakukan oleh Bandar Judi di Malaysia dengan petinggi penting di PSSI yaitu NH dan ADS
Dari kekalahan tim Indonesia ini baik Bandar judi maupun 2 orang oknum PSSI ini meraup untung puluhan miliar rupiah.
Informasi dari kawan saya, saat dikamar ganti dua orang oknum PSSI ini masuk ke ruang ganti pemain (menurut aturan resmi seharusnya hal ini dilarang) untuk memberikan instruksi kepada oknum pemain. Insiden “laser” dinilai sebagai salah satu desain dan pemicunya untuk mematahkan semangat bertanding.
Keuntungan yang diperoleh oleh dua oknum ini dari Bandar judi ini digunakan untuk kepentingan kongres PSSI yang dilangsungkan pada tahun ini. Uang tersebut untuk menyuap peserta kongres agar memilih NH kembali sebagai Ketua Umum PSSI pada periode berikutnya.
Saya bukan penggemar sepak bola, namun sebagai seorang nasionalis dan cinta tanah air saya sangat marah atas informasi ini. Nasionalisme kita seakan sudah dijual kepada bandar judi untuk kepentingan pribadi oleh oknum PSSI yang tidak bertanggung jawab.
Oleh karenanya saya meminta Bapak Presiden untuk melakukan penyelidikan atas skandal suap yang sangat memalukan ini.
Semoga Tuhan memberkati Negara ini.
Hormat Kami, Eli Cohen Pegawai Pajak
Tembusan:
1. Menteri Olah Raga
2. Ketua KPK
3. Ketua DPR
4. Ketua KONI
————————————————————————————————————————————————–
Dan di bawah ini, adalah tanggapan saya mengenai kabar adanya dugaan penjualan pertandingan, di final leg pertama AFF Cup 2010 tersebut. Saya akan mencoba menceritakan kronologi kejadian, selama 3 hari kami berada di Malaysia. Akan saya beberkan secara gamblang, suasana di dalam tim baik sebelum, saat maupun setelah pertandingan itu sendiri berlangsung…
Maka duduklah dengan baik, ambil posisi senyaman mungkin serta buatlah secangkir teh jika menurut anda itu perlu. Karena saya akan segera memulai cerita mengenai peristiwa tersebut…
Dan inilah cerita selengkapnya…
* Palace Of The Golden Horses Hotel, Seri Kembangan, Selangor, Malaysia : 25 Desember 2010..
Pagi itu, angin semilir menerobos masuk melalui jendela kamar saya, yg semalam memang sengaja tidak saya tutup dengan rapat. Jam di handphone saya, menunjukkan pukul 06:30 waktu Malaysia. Seperti biasa, jadwal kami pagi ini adalah sarapan bersama pada pukul jam 07:00, dilanjutkan dengan berangkat ke Stadion Bukit Jalil untuk ujicoba lapangan, pada jam 08:00…
Siang hari menjelang makan siang, Alfred sempat memanggil saya. Ketika itu Alfred menyampaikan jika akan ada seorang menteri yg akan mengunjungi tim ini. Alfred berkata jika dia menyarankan agar sebaiknya menteri tersebut tidak datang. Saat itu dia beralasan, ingin semua pemain untuk berkonsentrasi kepada pertandingan saja, tanpa ada gangguan dari pihak manapun. Dan saat itu saya menyetujuinya. Itu adalah salah satu wujud nyata dari sikap Alfred Riedl yg  dalam hal ini, sangat menjaga dan melindungi pemain dari pihak manapun…
Sore harinya, seperti biasa kami mengadakan meeting untuk melihat video dari tim Malaysia, sekaligus untuk menganalisa kelebihan serta kelemahan mereka. Malam harinya, kami melakukan makan malam bersama pada jam 7:30 seperti biasa, setelah itu semua pemain kembali kekamar masing-masing untuk beristirahat. Selain peristiwa siang tadi (Rencana kedatangan seorang menteri), hari ini semua berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yg telah dijadwalkan…
* Palace Of The Golden Horses Hotel, Seri Kembangan, Selangor, Malaysia : 26 Desember 2010…
Hari ini sangatlah penting, hari ini adalah hari mengapa kami datang ke Malaysia, hari dimana kami akan bertarung dalam final pertama melawan tuan rumah Malaysia di stadion Bukit jalil…
Jadwal hari ini adalah:
- 08:00 - Sarapan pagi
- 09:00 - Latihan ringan
- 11:15 - Meeting untuk pertandingan
- 12:00 - Makan Siang
- 16:30 - Minum petang dan snack ringan
- 17:15 - Berangkat menuju stadion
Dalam semua jadwal hari ini, tidak ada pengurus PSSI yg terlibat di dalamnya, kecuali assisten manager Pak Iwan Budianto, yg memang seharian penuh mendampingi kami. Kami baru bertemu dengan Pak Nurdin Halid, Pak Andi Darussallam, Pak Nirwan Bakrie dan pengurus yg lainnya sesaat sebelum memasuki bus menuju stadion, pada pukul 17:15. Jadi, boleh dikatakan sepanjang hari ini sampai dengan menuju pertandingan, tim ini steril dari pihak manapun, termasuk juga pengurus PSSI sendiri…
Mengenai pertandingan itu sendiri mungkin tidak perlu saya ceritakan di sini, karena dapat anda sekalian baca selengkapnya dalam artikel (Indonesia Masih Bisa : 2010). Mungkin saya hanya akan sedikit menambahkan, sebuah peristiwa yg terjadi setelah pertandingan berlangsung, tepatnya di ruang ganti pemain..
Saat Alfred kembali dari konferensi pers setelah pertandingan, Alfred sempat bertanya kepada saya. “Bambang apakah ketua umum tadi masuk keruangan ini..??” sayapun menjawab “Tidak coach”, Alfred pun kembali berkata “Saya sangat kecewa, mengapa Ketua Umum datang ke ruang ganti hanya saat tim ini menang, dan saat kita kalah dia tidak datang kemari”, kata-kata Alfred tersebut saya yakin di dengar oleh semua orang yg ada di dalam ruangan tersebut…
Ketika itu, suasana ruang ganti memang sangat muram, semua orang nampak sangat menyesal dengan apa yg terjadi di lapangan tadi. Sesaat sebelum menutup doa, saya sempat menawarkan kepada Pak Andi Darussallam dan Pak Iwan Budianto, jika ingin menyampaikan beberapa patah kata sebelum saya menutup dengan doa. Akan tetapi pak Andi dan Pak Iwan hanya berkata, “Tutup saja, nanti kita ketemu lagi di hotel”. Terlihat jelas jika Pak Andi dan Pak Iwan sangat terpukul dengan kekalahan telak malam itu…
Tim ini tengah dalam keadaan yg sangat tertekan dan retak. Maka sudah seharusnya jika diberikan motivasi, agar tim ini kembali mempunyai asa serta semangat untuk berjuang pada pertandingan leg kedua nanti. Dan karena Pak andi dan Pak Iwan memilih untuk berbicara di hotel, maka sayapun berinisiatif untuk berbicara di depan semua pemain, pelatih serta pengurus yg ada di dalam ruangan tersebut. Sebagai pemimpin dari tim ini, saya berkewajiban secara moral untuk memotivasi diri saya sendiri dan juga rekan-rekan saya. Dan inilah yg saya katakan ketika itu, ( Artikel - Indonesia Masih Bisa : 2010);
“REKAN-REKAN KEKALAHAN INI HARUS BERHENTI DI RUANGAN INI. KITA TIDAK MEMERLUKAN PEMBAHASAN YG PANJANG MENGENAI APA YG TERJADI MALAM INI, TIDAK ADA SALING MENYALAHKAN TENTANG APA YG TERJADI DILAPANGAN TADI. KITA MENANG BERSAMA-SAMA DAN SUDAH SEHARUSNYA KITA JUGA KALAH BERSAMA-SAMA”
Sekembalinya di hotel, kamipun  melakukan makan malam bersama. Setelah makan malam, saya dan Firman mempunyai ide untuk mengumpulkan pemain-pemain senior di kamar pak Iwan. Pemain-pemain yg hadir malam itu adalah saya, Firman, Markus, Hamka dan Maman. Saat itu kami berdiskusi serta bertukar pendapat tentang apa yg terjadi diatas lapangan tadi, dan apa yg akan kita lakukan pada pertandingan di Jakarta nanti…
Saat itu Maman terlihat sedikit murung. Saya bisa menangkap jika dia merasa sangat bersalah, karena gol pertama Malaysia adalah kesalahan dia. Melihat hal tersebut, sayapun berbicara kepada Maman di depan semua yg ada di ruangan tersebut. “Man udah ngga usah di pikirin, semua pemain pasti pernah bikin kesalahan, dan mungkin hari ini pas aja giliran lo bikin salah”, Maman pun menjawab “Iya nih beng, apes bener gue hari ini. Gue pikir tadi bola itu udah keluar, tapi masih bisa di colong juga ama nomer 9 itu lagi”. Saya kembali berkata “Ya udahlah, yg penting sekarang adalah, lo jangan keliatan terlalu down Man. Karena akan berefek ngga bagus buat pemain-pemain yg lain. Kalo pemain-pemain senior aja down, bagaiman pemain-pemain yg masih junior. Gue tau kalo kesempatan kita untuk juara tipis, akan tetapi kita harus tetap menunjukkan kepada tim ini, kalo kita masih punya semangat untuk berusaha memenangkan partai di Jakarta Man”, “Iya,, iya beng siap…!!” jawab Maman singkat…
Di tengah serunya diskusi kami, tiba-tiba BBM saya menyala. Pak Iwan menyampaikan pesan jika Ketua Umum ingin bertemu dengan kami. Maka pesan tersebut segera saya balas dengan mengatakan, jika kami tengah berkumpul di kamar 476 dan siap menghadap. Akan tetapi Pak Iwan kembali mengirim pesan, jika Ketua Umum saja yg akan datang ke kamar 476. Maka sayapun menjawab “Siap..!!”…
Saat itu, kami bersama Ketua Umum berdiskusi tentang kejadian di lapangan tadi, termasuk menanyakan langsung mengenai laser kepada Markus Horison. Pada kesempatan tersebut, saya juga sempat menanyakan sesuatu, yg menjadi point penting dalam email saudara Eli Cohen kepada Presiden RI. Saat itu saya bertanya demikian:
Saya  : Mohon maaf ketua, saya ingin sedikit bertanya…
Ketua Umum : Silahkan Bambang, apa yg ingin kamu tanyakan..??
Saya  : Mengapa tadi bapak tidak datang ke ruang ganti setelah pertandingan..?? Padahal kami mengharapkan kedatangan bapak untuk memberi motivasi kepada rekan-rekan saat kami kalah…
Ketua Umum : Begini dek, sebenarnya saya ingin datang ke ruang ganti. Akan tetapi karena saya tidak memiliki id card, maka ditahan oleh penjaga di pintu masuk lorong ruang ganti…
Saya  : Oh begitu pak ceritanya, karena alangkah sebaiknya jika bapak tadi datang dan berbicara kepada pemain…
Ketua Umum : Iya,, iya saya tau, akan tetapi maaf karena saya memang tidak di perkenan masuk. Tapi saya janji, nanti di Jakarta saya kan bertemu langsung dengan kalian semua…
Mengapa percakapan diatas, saya katakan kunci dari email saudara Eli Cohen yg di kirim kepada Presiden. Di dalam email, di sebutkan jika NH (Nurdin Halid) masuk keruang ganti dan menginstruksikan kepada pemain untuk mengalah dalam pertandingan tersebut. Bagaimana Ketua Umum PSSI tersebut dapat memasuki ruang ganti dan memberi instruksi, jika beliau tidak memiliki id card. Dan memang pada kenyataannya, beliau memang tidak pernah sekalipun memasuki ruang ganti, selama pertandingan tersebut berlangsung…
* Palace Of The Golden Horses, Seri Kembangan, Selangor, Malaysia : 27 Desember 2010…
Tidak ada hal special yg terjadi hari ini. Kami bangun pukul 06:00 pagi dan langsung melakukan sarapan bersama pada pukul 06:30. Pada pukul 07;15 kami berangkat menuju bandara untuk kembali terbang ke Jakarta. Pesawat sendiri bertolak kembali ke Jakarta pada pukul 09:00 waktu Malaysia…
Logika saya mengatakan, tidak mungkin seorang pengurus dapat mengatur sebuah pertandingan tanpa adanya campur tangan dari pemain yg bermain, atau wasit yg memimpin pertandingan itu sendiri. Kami kan bukan game PES atau Football Manager, yg dengan sendirinya akan mengikuti apapun strategi dan kehendak si tuan yg memegang stick. Sedangkan dari sisi pemain sendiri, secara pribadi saya tidak pernah mendengar isu atau instruksi dalam bentuk apapun, untuk mengatur pertandingan tersebut. Dan apakah anda juga yakin, jika wasit yg memimpin pertandingan malam itu mau berperilaku kotor, dengan mengatur hasil pertandingan tersebut. Sedangkan saya yakin jika pihak penyelenggara dalam hal ini AFF, pasti memiliki standarisasi yg cukup tinggi untuk memilih seorang wasit, apalagi untuk sebuah partai final…
Dengan segala penjabaran saya diatas, tuduhan tersebut kok rasanya terkesan sangat mengada-ada dan terlalu di buat-buat. Saya sendiri tidak mengerti secara pasti, apa kira-kira motivasi dari si penyebar isu murahan tersebut. Akan tetapi satu hal yg pasti, isu tersebut tidak hanya memukul PSSI sebagai induk organisasi, akan tetapi juga memukul seluruh anggota tim nasional Indonesia, dalam hal ini para pemain dan seluruh staf pelatih. Sejujurnya, malam itu kami memang tampil tidak maksimal. Akan tetapi rasanya, terlalu picik jika ada orang-orang yg berpikiran jika kami tega mengorbankan harkat dan martabat bangsa, dengan menjual pertandingan tersebut…
Sejujurnya boleh dikatakan, saya juga termasuk orang yg tidak puas dengan kinerja dari organisasi bernama PSSI. Akan tetapi dengan menyebarkan isu seperti diatas, kok rasanya orang yg bersangkutan tidak lebih baik dari seorang pengecut, yg tidak berani bermain secara fair. Menurut pendapat saya, isu tersebut sangatlah kejam dan tidak manusiawi…
Kekalahan itu sendiri sudahlah menjadi sesuatu yg sangat menyakitkan bagi bangsa ini, kenapa lagi harus ditambah dengan sebuah berita yg tidak jelas dari mana asal muasalnya, serta belum tentu juga dapat dipertanggungjawabkan…
Seperti yg pernah saya sampaikan dalam interview saya bersama majalah Rolling Stone Indonesia: “Sepakbola akan sangat indah jika di biarkan murni sebagai sebuah olahraga, tanpa ada embel-embel apapun”. Biarkanlah olahraga bernama sepakbola tersebut, terbebas dari isu-isu politik, persaingan bisnis atau dendam pribadi…
Saya rasa kita semua di beri anugerah oleh sang pencipta, sebuah daging kecil bernama hati. Dimana hati tersebut, berfungsi sebagai alat kontrol terhadap nilai-nilai kepantasan dari hal-hal yg kita lakukan. Oleh karena itu di akhir artikel ini, perkenankanlah saya untuk sedikit bertanya kepada seseorang, yg dengan sengaja menyebarkan isu yg “SANGAT MEMALUKAN” tersebut…
APAKAH ANDA JUGA MEMPUNYAI HATI…???

sumber: bambangpamungkas20.com

Mencintainya Sampai Mati.....

PERSIJA, di dadaku
PERSIJA, kebanggaan ku
Ku yakin hari ini pasti menang…


Ya, ini merupakan sepenggal lirik mars persija yang sering dinyanyikan serentak oleh puluhan ribu pendukungnya ketika kick off pertandingan dimulai. Lirik lagu yang akan mengubah aura Stadion menjadi “keramat” dan sangat khidmat seperti ritual keagamaan. Mungkin inilah yang disebut ketika sepakbola menyerupai agama bagi manusia. Bagi para penganut bolaisme, menonton pertandingan baik kandang ataupun tandang adalah “ritual” wajib yang harus dilakukan.


Banyak hal ini yang saya temui ketika menjalankan “ritual”ini. Mulai dari friendship sampai musuh abadi, dari sanjungan sampai caci maki yang terkadang diiringi hujan batu dari pendukung lawan, dari kota yang sangat welcome sampai kota yang mengharamkan entitas kami. Lalu untuk apa hal tersebut dilakukan? LOYALITAS! Mungkin kata yang memuakkan tuk didengar karena sangat bosan dengan kata tersebut terlebih lagi bagi orang-orang yang menjalankan kegiatan ini. Saya juga heran kenapa saya menjalankan hal ini, mungkin tak jauh berbeda seperti panggilan Tuhan kepada umat-Nya untuk berjihad di jalan-Nya dan sulit untuk menjelaskan kenapa semua ini bisa dilakukan. Awalnya terlihat biasa tetapi semua akan berubah drastis ketika moment-moment tertentu dan akan mengubah rasa tersebut menjadi luar biasa yang akan bergelora dan dipenuhi rasa bersemangat untuk terus mendukungnya.

Adakalanya ketika loyalitas mencapai titik nadir, titik yang membuat saya seperi akan berhenti dari semua ini, menggantungkan atribut kebesaran, menyimpan kartu tanda anggota dalam lemari kemudian menguncinya rapat-rapat serta menghapus memori yang berkaitan dengan “kegilaan” ini. Hal itu nyaris saya alami pada tahun 2004 dan 2005 ketika 11 orang pahlawan Jakarta harus gigit jari untuk meraih gelar juara, padahal kans untuk juara tidak besar tetapi sangat besar!! Saat itu saya seperti umat beragama yang tidak lagi menjalankan ritual nan agung kepada Tuhannya. Tetapi entah mengapa seperti ada magnet besar yang terus menarik saya tuk terus berjuang mendukungnya dan menggilainya. “Kegilaan” yang mungkin bagi penyuka tim-tim asing dinilai tak ubahnya hanya segerombolan anak muda dengan atribut oranye kebanggaan yang mereka puja dan sering ribut dengan suporter lawan. Hal yang perlu digarisbawahi adalah pride, hal yang mereka tak miliki, Kebanggaan yang hakiki. Bukan sekedar bangga memiliki kaos asli ataupun keanggotaan yang mendapat lisensi dari pusat di negeri londo sana. Kebanggaan yang nyata karena memilikinya, merasakan semangatnya secara langsung, melihat dengan mata betapa peluhnya pahlawan-pahlawan Persija berjuang membawa nama besar tim dan kota ini. Pahlawan yang sangat bangga karena dapat membela panji-panji kebesaran Sang Macan! Jika pemain sangat bangga dengan entitasnya, lalu kenapa masih ada yang meragukan akan kebanggaan yang sangat nyata ini? Atau terlalu malu terhadap apapun yang berasal dari lokal? Entahlah.


Untuk itulah banggalah kalian yang menjadi entitas ini, kalian akan sangat menghargai artinya sebuah bangsa meskipun sudah jadi rahasia umum tak ada yang dapat dibanggakan kecuali sisa-sisa semangat nasionalisme. Mungkin dapat dikatakan dari lokal untuk bangsa, dari Persija untuk Garuda. Hendaknya “kegilaan” berbalut cinta ini melebihi kebencian terhadap apapun. Kebencian yang akan membawa kita pada lembah hitam dan terjebak dengan retorika konflik di dunia maya atapun dunia “gila” kita. Bukan saya tak membenci kaum yang mengharamkan kehadiran dan benci dengan atribut suci kita, tetapi konteksnya lebih kepada kecintaan terhadap tim yang kita puja. Ketika rasa cinta itu sangat besar maka disaat ada yang menghalangi pahlawan Jakarta barulah rasa benci itu ditimbulkan. Jadi mulailah membuat manajemen rasa benci, tahu kapan harus mengeluarkannya atau membuangnya jauh-jauh dari entitas ini.

Jadikanlah “kegilaan” ini sebagai pelengkap hidup, pelengkap yang akan membuat hidup ini lebih berwarna serta menarik dan tidak monoton dengan hal-hal rutinitas sehari-hari. Sehingga “kegilaan” ini akan bermetaforfosa menjadi hal yang sangat dijaga dan tak pernah terpikir untuk meninggalkan ataupun melupakannya. Jangan pernah menjadikan hidup ini sebagai bagian yang melengkapi “kegilaan” ini karena dunia tidak berkutat pada hal ini saja, tetapi tanpa mengurangi loyalitas pada Sang Macan.

Akhinya, mencintainya adalah mencintai kehidupan, hidup akan terus ada selama nafas masih berhembus, seperti itulah loyalitas kita kepada Persija akan terus ada selama nafas berhembus, selama raga belum berpisah dengan nyawa. Semoga tulisan ini menjadi pelecut semangat buat saya khususnya dan rekan-rekan sekalian atas pencapaian kurang maksimal di ISL yang dicapai persija musim ini agar kita selalu ada dibelakangnya. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan
PERSIJA AMPE MATI!!!

APAKAH AKU, KAMU, DAN MEREKA LOYALIS SEJATI?

Awalnya saya sangat berat untuk memulai tulisan ini, saya merasa enggan tuk memuatnya di jejaring sosial ataupun website jakmania. Saya merasa takut dinilai tidak loyal atau apalah sebuatan untuk orang-orang yang tidak setia bagi timnya. Terlebih lagi suasana di website Jakmania cenderung memanas menjelang laga klasik melawan persib Bandung! Tetapi saya coba enyahkan semua hal itu karena saya berpikiran bahwa tulisan ini didasarkan kecintaan saya pada persija bukan pada kekecewaan sesaat akibat kekalahan dari saudara utara kita atapun rasa amarah melihat performa persija yang terus menurun.

Persija ampe mati, mau kalah atau menang tetap persija, ataupun loyalitas tanpa batas merupakan kata-kata yang sering saya baca dan dengar, terlebih lagi ketika kondisi tim yang sedang menurun. Kata-kata tersebut sangatlah dalam artinya. Sebuah kata yang menggambarkan bentuk kesetiaan sampai akhir hayat bagi persija terlepas dari apapun kondisinya. Hal tersebut memang lumrah bagi seorang yang mentasbihkan dirinya sebagai suporter sejati. Saya pun mengamini kata-kata tersebut, biarpun kalah dan terdegradasi saya tetap mendukungnya.

Tetapi ada yang perlu kita cermati, yakni kecintaan! Loyalitas tanpa dibalut rasa cinta hanyalah berupa rasa kesetiaan tanpa adanya rasa memiliki, setia tetapi tak peduli terhadap kondisi timnya. Terlebih lagi saat ini ketika tim yang kita puja menjadi bulan-bulanan tim lain, menjadi tempat bermuaranya caci maki, dan kekalahan demi kekalahan terjadi yang diluar nalar kita, apakah kita berdiam diri? Lalu berteriak lantang, “mau menang atau kalah tetap persija” . bagi saya ucapan seperti itu tak ubahnya seorang apatis! Apakah itu yang disebut loyalis sejati? Antipati terhadap timnya? Tentu tidak. Seorang loyalis sejati akan memberikan sumbang saran, ide, bahkan kritik-kritik pedas bagi tim yang dipujanya. Lalu timbul pertanyaan, berarti mereka tidak loyal? Menurut saya, itulah bentuk loyalitas tertinggi! Loyalitas yang bukan hanya sekedar setia tetapi cinta dan peduli terhadap timnya! Bukan hanya sekedar nonton pertandingan, memiliki atribut lengkap ataupun hafal semua mars-mars persija! Jika seperti itu kita tak ubahnya sekelompok pemandu sorak atau cheerleaders! Mereka tak peduli kondisi timnya, mereka hanya datang dan pulang ketika pertandingan selesai, tugas mereka hanya bernyanyi dan memberikan semangat! Apakah kita mau disamakan pemandu sorak? Tentu tidak.

Loyalitas yang seperti saya sebutkan sebelumnya bukan berarti menuntut kemenangan disetiap pertandingan, tidak! Di pertandingan sepakbola kalah menang adalah hal lumrah, tetapi yang menjadi permasalahan adalah sifat kritis kita yang seperti bungkam dan menghilang! Analogikan persija itu seperti pacar ataupun keluarga kita dan kita mencintainya. Ketika mereka berbuat hal-hal yang tidak pantas untuk dilakukan, apakah kita diam saja? Tentu kita akan menasehatinya, berpesan agar tidak mengulanginya. Bukan berdiam diri, dan berkata apapun yang dilakukan saya tetap cinta. Ketika hal tersebut terjadi maka niscaya cinta itu akan luntur dengan sendirinya seiring dengan kelakuan orang kita cintai yang semakin lama semakin parah! Hal yang sama yang harus kita lakukan pada persija! terus memberikan motivasi, ide-ide, pemikiran, bahkan kritikan!


Sudah saatnya kita kritis terhadap setiap kebijakan pelatih, manajemen, PT Persija jaya, bahkan organisasi Jakmania itu sendiri. Kritis ini bukan bentuk intervensi kita terhadap tim tetapi hanya sebatas memberi masukan ataupun kritik-kritik yang konstruktif. Masalah strategi tim, pemilihan pemain dan selebihnya ada pada pelatih! Menurut saya kritik-kritik yang membangun mencerminkan kecintaan kita yang hakiki pada persija. Ketika kita sudah memberikan sumbang pikiran. Masalah hasil akhir pertandingan adalah urusan belakang. Terpenting adalah tim sudah maksimal bertanding, manajemen mau mendengarkan suara-suara pendukungnya serta kita (pendukung) kritis terhadap tim. Hal tersebut membuat kesemua komponen menjadi satu-kesatuan yang sinergis, terlepas dari apapun hasil akhir pertandingan.

Semoga tulisan ini menjadi semangat saya khususnya untuk terus memberikan dukungan maksimal baik lewat nyanyian atapun pemikiran. Mohon maaf bila tulisan ini menyinggung teman-teman atapun terlalu subjektif. Tulisan ini sebagai bentuk kecintaan saya sekaligus kekecewaan terhadap sikap teman-teman yang cenderung menyalahkan orang-orang yang bersifat kiritis terhadap Persija dan menilai orang-orang yang kritis tidak loyal pada persija. Tulisan ini bentuk cinta saya karena saya mencintainya sampai mati.

bepe20 is still bambang pamungkas

Malam itu secara tak sengaja saya menemukan tweet bambang pamungkas, pemain yang selama 9 tahun ini saya “gilai”. Karena penarasaran saya pun akhirnya mengunjungi website pribadinya www.bambangpamungkas20.com. saya telah lama tahu jika ia memiliki website pribadi tetapi tak sekalipun saya membaca tulisan-tulisannya, akhirnya malam itu pula saya membaca berbagai artikelnya, membaca semua yang ada di site tersebut.

Saya pun tersadar jika ia bukan sekedar pemain sepakbola biasa yang hanya menggunakan otot semata, tetapi ia orang yang cerdas dan juga memiliki selera berbusana yang baik. Ia juga memiliki jiwa sosial yang tinggi dengan membentuk BP foundation guna membantu anak-anak sekolah dasar yang kurang mampu. Ia juga seorang sosok ayah yang bertanggung jawab, itu dapat saya lihat dari status-status twitternya.

Disini saya melihat nilai plus dari seorang bambang pamungkas, ia bukan hanya pandai di lapangan hijau tetapi juga mampu menempatkan dirinya sebagai atlet yang selalu menjadi bahan pemberitaan, hal tersebut saya lihat ketika ia coba mencounter pemberitaan miring wartawan indopos. selain itu, Saya sempat melihatnya ketika hari ulang tahun persija di Ragunan, ketika itu ia mengenakan sepatu nike tipe sneakers yang cukup menyita perhatian saya. Rasanya seorang bambang pamungkas memang layak untuk dielu-elukan bukan hanya di tribun stadion tetapi juga dikehidupan sehari-hari. Grazie BP!!

Tak salah memang jika hingga saat ini tribun timur masih berkoor:
Bambang bambang bambang pamungkas
Bambang pamungkas macan persija!

"We'll keep 'oranje' flags flying high"

Di tengah keriuhan malam itu, saya menerima sms bertubi-tubi.
intinya mereka mengeluhkan kemacetan karena adanya sepakbola, bahkan beberapa sms menyebut entitas saya dengan kata binatang. begitu pula diberbagai thread kaskus.
Awalnya saya tidak terlalu merisaukan beberapa keluhan teman atau mereka di kaskus.
tetapi rasanya saya juga perlu sedikit memberi penjelasan untuk mereka.

Jakarta Macet setiap seusai pertandingan persija.
untuk masalah ini perlu kita cermati dengan seksama.
Setiap pertandingan persija dengan lawan tim-tim gurem minimal dihadiri 40ribuan penonton (meskipun gak semua masuk stadion). terlebih lagi ketika lawan tim-tim besar maka anda dapat bayangkan berapa banyak yang hadir. Puluhan ribu orang tersebut memarkirkan kendaraannya di sekitari Hall Basket. Ratusan Bis serta ribuan sepeda motor memadati jalanan yang tidak terlalu lebar. Anda dapat membayangkan tentunya bagaimana jika semua kendaraan secara serentak keluar dari areal GBK. apa ini bentuk "cuci tangan" kami? apa ini bentuk pembelaan kami dengan menyebutkan "jakarta, tanpa adanya pertandingan persija sekali pun sudah macet"? terserah kalian mau berkomentar binatang sekalipun, tapi memang faktanya seperti itu.
Tentunya kemacetan akan semakin parah jika bertanding di Lebak bulus, sebagai informasi GBK memiliki banyak pintu dan akses jalan keluar GBK, tetapi kemacetan tetap terjadi. Bagaimana dengan areal lebak bulus yang jalannya satu arah? pikirkan sendiri.

Dari berbagai keluh kesah mereka, ada yang berkomentar kenapa di jalan raya tingkah laku para suporter ini gak tertib dan sering berbuat onar?. Untuk satu hal ini saya sepakat dengan mereka. Rasanya tak perlu ada pembelaan untuk hal ini karena saya pun mengakui jika mereka yang umumnya remaja sering berbuat ulah ketika di jalan raya. Rasanya organisasi juga sudah berusaha untuk meminimalisasi hal tersebut dengan menempatkan korlap di beberapa sudut jalan raya, meskipun hasilnya belum maksimal. Mereka yang ugal-ugalan saya pastikan adalah mereka yang tidak terkoodinir, bagi mereka yang memiliki koodinator wilayah (korwil) umumnya sudah terkoordinasi dengan baik, Jalan menuju dan pulang dengan tertib. Sekali lagi ini bukan bentuk "cuci tangan" kami.


Inilah Jakarta dengan segala kompleksitasnya. sebagian dari kami adalah orang-orang termarjinalkan dari kehidupan urban ibukota. Jangalah kalian memaki hanya karena terjebak kemacetan menuju pusat perbelanjaan ternama untuk sekedar mencari hiburan. Mereka juga butuh hiburan walau hanya dengan menonton pertandingan sepakbola, tiap lembar rupiah berguna bagi mereka tuk sekedar membeli tiket pertandingan, melakukan caci maki tanpa dasar hanya menunjukan kalian sebagai invidualis dengan egois tingkat tinggi! Karena secara tidak sadar kalian telah memproklamirkan diri sebagai pihak yang satu-satunya pantas mendapatkan hiburan di Jakarta.
Bagi mereka inilah bentuk aktualisasi mereka sebagai anak Jakarta. mereka sama sekali tak memiliki kebanggaan di ibukota selain menonton sebuah pertandingan, karena bagi mereka hanya dengan menonton pertandingan sepakbola mereka merasa kebanggaan sebagai orang Jakarta. terpenting ini adalah HIBURAN!


Sebelum menilai sesuatu hendaknya dilihat dari berbagai sudut pandang dan komprehensif, secara tidak sadar kalian akan lebih hina daripada yang kalian anggap hina. Persija, The jak, dan kemacetan adalah bagain dari Jakarta. Suka tidak suka terimalah. terakhir, tak peduli serasis ataupun sehina apapun kalian menghina entitas kami, kami akan tetap bernyanyi
"We'll keep 'oranje' flags flying high"

bad news is good news

Judul itu sepertinya telah mewakili apa yang saya rasakan akhir-akhir ini. Sebuah kondisi dimana berita bombastis serta fantastis selalu memiliki daya jual tinggi di mata media tanpa harus memikirkan kebenaran atau efek dari pemberitaan tersebut. Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Jadi media pada dasarnya bertugas memberitakan apapun kejadian yang terjadi ditengah masyarakat.

Oleh sebab itu, saya pun menyadari bahwa media tak selamanya memberitakan hal-hal yang baik, ada kalanya memberitakan kebobrokan suatu entitas, termasuk pemberitaan mengenai entitas suporter belakangan ini. Tak ada yang salah menurut saya dengan prinsip tersebut, asalkan media dalam mewartakan berita selalu dalam koridor objektif dan berimbang, karena pemberitaan apapun isinya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi entitas tersebut.

Permasalahan timbul ketika media hanya melihat sisi jual dari suatu berita tanpa peduli kebenaran dari berita tersebut. Hendaknya dalam melakukan pemberitan sebuah media melakukan klarifikasi dan validasi sumber berita, bukan sekedar bombastis yang diharapkan dapat dijual semata. Berita mengenai kerusuhan sepakbola di Jakarta hampir sehari penuh mewarnai layar kaca, anehnya saya menemui berita dengan dua visualisasi yang sama tetapi dengan narasi yang berbeda. Media seharusnya menjadi simbiosis mutualisme bagi perkembangan sepakbola lokal dan bukan menjadi pihak yang menambah buruk stigma masyarakat umum terhadap sepakbola dalam negeri. Ketika memang ada berita positif maka beritakanlah tanpa narasi yang “under estimate” dan ketika ada berita negatif, maka saya pun ikhlas diberitakan asal berimbang dan benar. Media selalu berucap tak ada asap jika tak ada api, mengapa disaat mereka memberitakan keburukan sepakbola lokal tidak mencoba mencari penyebab suatu permasalahan timbul? Ataupun sekedar mencari fakta pembanding lain di lapangan? Mungkin mereka tak peduli dengan asal “api” tersebut, karena hanya memperdulikan si “asap” yang menjual. Jika demikian memang sudah menjadi tabiat kebanyakan dari kita, konsisten dengan inkonsistensinya. Entahlah.

Ya, prinsip hanyalah prinsip. Semua kembali pada implementasi di lapangan dan pragmatisme media. Konsep-konsep media objektif dan berimbang hanya menjadi tagline semata dan tak berguna karena dikalahkan dengan sebuah hal, menjual! Kemudian pihak supporterlah yang selalu menjadi sasaran tembak semua pihak yang mengaku cinta dengan sepakbola lokal, dengan demikian supporter menjadi pihak yang paling pantas disalahkan atas kebobrokan sepakbola negeri ini, semakin buruklah citra supporter negeri ini. Sepertinya media harus merubah spektrumnya, dari menjual-tidak menjual menjadi benar-salah dengan tetap berpegang teguh pada objektifitas serta kebenaran berita yang dapat dipertanggungjawabkan. Saya pun tak mau mencontoh hooligans atau ultras dengan menganggap media itu musuh supporter, karena saya berasumsi kemajuan sepakbola lokal haruslah didukung oleh semua pihak, termasuk media. Akan tetapi jika faktanya media selalu tidak objektif dalam melakukan pemberitaan, mungkin kita bisa mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh Green street elite, musuh supporter adalah media dan polisi!

Revolt and make up our mind!

Revolusi PSSI! Yap, hampir semua media memberitakan kisruh di tubuh badan sepakbola tertinggi di Indonesia ini. Sudah menjadi rahasia umum jika kinerja PSSI buruk, sangat buruk bahkan. Korupsi sudah begitu mengakar terlebih lagi dibawah kongsi Nurdin Halid, begitu banyak dosa-dosa dari Nurdin Halid terhadap sepakbola negeri ini. Terakhir adalah perubahan statuta guna melanggengkan tampuk kekuasaannya. Hal tersebut tentu saja memancing supporter di berbagai daerah untuk menggalang aksi merevolusi PSSI, bahkan ratusan orang berdemo menuntut perubahan dalam organisasi PSSI, tak tanggung-tanggung mobilisasi massa daerah ke Jakarta pun terjadi untuk melakukan yang katanya perubahan.

Sepekan sudah aksi untuk merevolusi PSSI terjadi. Aksi atau demo sah-sah saja dan selama masih wajar memang harus didukung, akan tetapi semakin lama aksi yang menggebu ini terjadi semakin absurd. Belum lama tercetus oleh beberapa pihak untuk memboikot jalannya Liga Indonesia, entah datang darimana ide konyol tersebut. Boikot liga sama saja menghentikan jalannya roda ekonomi, banyak kepala yang menggantungkan hidupnya dari jalannya liga local, sehingga boikot bukanlah cara yang bijak. Aksi yang terjadi di depan kantor PSSI pun semakin terlihat membawa kepentingan beberapa kelompok, umumnya pendemo adalah supporter klub LPI dan rasanya sudah menjadi rahasia bersama siapa mereka. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada mereka yang memang berniat untuk merevolusi PSSI, secara logika rasanya sulit memobilisasi massa ke Jakarta tanpa adanya sokongan dana (Mungkin argumen ini masih bisa diperdebatkan kembali). Terlalu banyak kepentingan politik bermain disana dan terjebak didalamnya akan menjadikan supporter hanya pion-pion kekuasaan. Ditakutkan supporter yang benar-benar “pure” melakukan perubahan hanya mengganti rezim kekuasaan ke pihak lain, who knows?

Diam bukan berarti mendukung PSSI, rasanya masih banyak cara untuk merevolusi PSSI dan rasa hormat tetap harus diberikan kepada kawan-kawan yang memilih turun ke jalan, semangat kawan! Akan tetapi sepertinya menekan kepengurusan tim dan pengcab masing-masing adalah jalan terbaik dengan alasan mereka lah yang menjadi pendukung utama kongsi Nurdin tetap bertahan. Selain itu bila dikaitkan dengan kondisi kepengurusan persija yang carut marut tentunya cara ini setidaknya dapat membawa perubahan dua aspek, internal persija dan eksternalnya adalah PSSI, seperti pepatah sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.

Tak ada yang sia-sia dari sebuah pekerjaan, semoga apapun cara yang dipilih memang benar-benar untuk perubahan di PSSI karena kita merindukan iklim sepakbola yang sehat, jangan bermimpi liga yang menjual jika jalannya roda organisasi sepakbola masih bobrok! Demi Sepakbola dan demi PERSIJA, kebanggan gue, elo, dan kite semua!

Are you hools? absolutely yes!

Football makes me always young and terrace makes me know many people.
I have many friends and i know them when we "pray" on terraces.
travelling from our terraces to another, it makes me comfort to stay with them.
Stay together in behind the enemy lines or struggle to life on awaydays.
I learn terrace culture from many countries, the biggest magnet is Italy
and England. This is England, it a first movie that makes me to know all
about casuals life and more interest than ultra in Italy.

Beer and fight is near from them, it's really happens if you watched Green Street Hooligans. The Casuals is like trigger to many sub-sub supporters to follow casuals life and fashion. They wear fila, fred perry etc, consume some drinks before or after the team match. Indonesian football fans have their style to support the team. Make a crowded on terrace with good songs, the simultan percussions, and attraction like a cheerleaders. It’s the characteristic of Indonesian supporters. I think in several years later we can’t see it in terrace again, at least on Gelora Bung Karno.

After watched persija against persib on medio October 2010, many firm on the jak choose to being ultra or hools, but the traditional fans stay with their own style on sector 9-12 gelora bung karno. Let's me to tell you that i'am the part of them who follow casuals life.hahaha..But i'm not a tiger boys, old firm from Jakarta, i have another firm that we called with sector 13 familia. hehehe.....

we have own paradigma, being hooligans it doesn't means you have to consume alcohol or something like that, if you're alcoholic isn't a matter for us cos it's your right. the most important is we'll always ready if the team need us to give the best support on terrace even fight with another firm from another team. its just my opinion, So make it simple thing, lads!

“Penindasan Seorang Senior”

Saya memang pribadi yg keras dan mungkin boleh juga dianggap kolot. Akan tetapi sesungguhnya, saya tetaplah orang jawa yg menjunjung tinggi tatakrama dan rasa sungkan serta hormat kepada orang yg lebih tua, ataupun orang-orang yg lebih senior dari saya..
Artikel ini adalah salah satu contohnya. Menjalani sebuah pemotretan selama kurang lebih 2,5 jam untuk sebuah majalah, jelas bukan sebuah kebiasaan saya. Bersedia mengisi segmen profil dalam sebuah majalah, juga bukan kebiasaan saya. Akan tetapi untuk sebuah majalah ini, sejujurnya saya terbentur dengan sebuah norma dan etika yg tidak dapat saya hindari. Iya, sebuah norma dan etika yg sebisa mungkin akan selalu saya junjung tinggi sampai kapanpun, yaitu rasa hormat seorang junior kepada seniornya…
Adalah seseorang bernama Adib Hidayat (Rolling Stone Indonesia), yg mampu memaksa saya untuk melakukan itu semua. Orang tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah kakak kelas saya, di Sekolah Menengah Atas negeri 1 Salatiga. Dan juga sebuah kebetulan lagi, orang ini juga tetangga dari seseorang yg sangat saya hormati, yaitu Pak Kholiq di desa Suruh, Kab Semarang (Baca artikel: Terima Kasih Pak Kholiq)..
Sejujurnya saya tidak pernah mengenal orang ini sebelumnya. Saya mengenal nama Adib Hidayat dari salah satu teman di Twitter saya, yaitu mba Febri Meutya / @FebriMeuthia. Mba Febri sendiri adalah seorang creative director yg di kenal telah menciptakan beberapa acara musik diantaranya adalah Inbox, Harmony, Sang Bintang dll. Dan satu hal lagi, perempuan yg satu ini adalah seorang penggila bola sejati..
Akhirnya pada sebuah pagi, saya yg saat itu di temani oleh Dewi (Istri saya tercinta) melakukan pemotretan di sebuah rumah di bilangan cinere, jakarta selatan. Dalam pemotretan ini, saya berkesempatan berkolaborasi dengan sebuah nama yg cukup mentereng di dunia photografi, yaitu Dimas Djayadiningrat..
Saya tidak dapat menyembunyikan perasaan saya, jika sejujurnya saya cukup puas dengan hasil dari pemotretan itu sendiri. Karena Mas Dimas Djay mampu membuat hasil dari jepretan-jepretannya berkesan vintage serta elegan..
Hasil dari foto itu sendiri, mungkin dapat anda sekalian lihat di majalah Rolling Stone Indonesia edisi februari 2011. Sedangkan di bawah ini, seperti biasa tidak lupa saya cantumkan hasil dari wawancara saya melalui email dengan Adib Hidayat..
Dan satu lagi bonus yg tidak kalah menyenangkan adalah, Mas Adib sempat memberikan dua buah buku kepada saya, yaitu biografi GIGI (Kebetulan dia sendiri adalah penulisnya) dan juga biografi Jay Z - Decoded (Saya adalah penggemar Jay Z). Sekarang tinggal barter jersey timnas dengan CD U2 versi Bossa yg belom hehehe..
Jadi, sebenarnya artikel ini tercipta lebih karena adanya sebuah “Penindasan Seorang Senior” kepada saya. Akan tetapi penindasan yg satu ini, lebih berupa sebuah penindasan yg menyenangkan dan memberikan sebuah pengalaman baru bagi saya. Matur Suwun lho mas..
Oleh Adib Hidayat: Rolling Stone Indonesia..
* Apa evaluasi paling utama bagi Timnas dari AFF 2010..??
# Sejujurnya, di dalam tim sendiri semuanya sudah berjalan dengan sangat baik dan lancar. Akan tetapi harus di akui, jika terlalui banyak gangguan dari luar yg sejujurnya malah membebani tim ini. Menurut saya, media masa terlalu berlebihan dalam memberitakan kami. Dan ketika sepakbola sudah masuk  ke dalam area infotainment, maka hal tersebut menjadi sangat menggelikan..
* Kesan anda dengan laga ke 86 bersama Timnas di AFF..??
# Secara pribadi saya sangat bangga, karena sejujurnya tidak mudah untuk mencapai angka tersebut, dan akan selalu menjadi hal yg membanggakan dapat bermain buat Indonesia.. Akan tetapi secara hasil memang cukup menyedihkan, karena saya harus kembali gagal mempersembahkan sesuatu untuk Bangsa ini..
* Apakah anda sudah cukup maksimal tampil di AFF..?? Melihat Redl kerap menjadikan anda sebagai pemain cadangan..??
# Sejujurnya “TIDAK”, Karena saya tidak banyak mendapatkan waktu bermain di AFF Cup kemaren.. Akan tetapi sebagai pemain profesional, saya selalu berusaha untuk menghormati apapun keputusan pelatih. Saya selalu berusaha memberikan yg terbaik saat pelatih membutuhkan saya, dan saya rasa saya sudah melakukan itu di piala AFF yg lalu..
Siapa yg anda lihat bakal memiliki karir gemilang di dunia sepakbola Indonesia dari Timnas AFF..??
# Tim ini banyak dihuni pemain-pemain muda, dan saya rasa mereka semua mempunyai masa depan yg sangat cerah.. Jika saya harus menyebut satu nama, maka pilihan saya akan jatuh kepada Yongki Aribowo..
* Bagaimana anda melihat LPI yg digelar oleh Arifin Panigoro..??
# Secara konsep harus diakui jika LPI sangat bagus. Akan tetapi secara dasar hukum, saya rasa mereka berada di posisi yg lemah..
* LPI akhirnya mendapat ijin dari BOPI. Bagaimana anda melihat ini..??
# Saya rasa siapapun yg ingin membuat kompetisi atau turnamen yg tujuannya memajukan persepakbolaan Indonesia tentu sah-sah saja dan harus kita dukung. Akan tetapi masalahnya di sini, apakah kompetisi tersebut sudah sesuai dengan aturan yg berlaku apa tidak, itu yg harus di perhatikan. Khusus untuk sepakbola, kita memiliki FIFA sebagai induk dari seluruh federasi sepakbola di dunia, yg tentu juga mempunyai aturan-aturan yg harus kita semua patuhi..
Anda pernah bilang dengan adanya dua liga ini yg menjadi korban adalah pemain..??
# Iya betul, jika pemain yg tampil di LPI hak-haknya sebagai pemain profesional di bawah FIFA dicabut (Termasuk menjadi pemain nasional), tentu pemain yg bersangkutan akan sangat di rugikan.. Saya rasa semua ini masalah hati, bagi mereka yg bermain di LPI saya yakin teman-teman tersebut sudah memikirkan dengan masak..
*Apa saran anda kepada teman-teman yg bergabung ke LPI..?? Banyakkah yg crhat ke anda..??
# Ada beberapa yg bercerita kepada saya, akan tetapi sejujurnya saya juga tidak dapat memberi masukan yg berarti, karena saya sendiri tidak begitu mengerti keapsahan LPI secara statuta FIFA..
*Anda pernah bilang jika LPI sangat ideal jika berada di bawah PSSI. Bagaimana anda melihatnya..??
# Jika boleh saya ibaratkan peraturan atau statuta FIFA itu sebuah pigura, maka alangkah lebih baik dan bijaksananya jika kita melakukan terobosan-terobosan dan inovasi di dalam pigura tersebut. Karena jika kita melakukannya di luar pigura, maka malah akan menambah rumit permasalahan itu sendiri..
Bagaimana anda melihat Liga Indonesia & LPI ini..??
# Sejujurnya ISL memang berjalan prematur, banyak hal-hal yg tidak berjalan sebagaimana mestinya, dan itu yg harus kita perbaiki bersama. Dengan komitmen dari seluruh pihak yg terkait dan tentunya kontrol yg ketat dari masyarakat, saya yakin sepakbola Indonesia mampu lebih baik lagi.. Sedangkan LPI sendiri, secara konsep sekali lagi saya katakan sangat baik dan cenderung membawa sepakbola ke arah profesional. Akan tetapi sekali lagi saya masih ragu dengan payung hukum yg menaungi mereka. Akan tetapi lebih daripada itu, seharusnya keberadaan LPI ini harus menjadi wake up call untuk PSSI, bahwasanya banyak pihak yg kurang puas dengan kinerja mereka. Sehingga kedepan mereka mampu lebih baik lagi dalam bekerja serta mengelola Liga Indonesia..
* Apakah ada aroma politik..??
# Sejujurnya saya tidak begitu suka dengan masalah-masalah politik, sehingga kurang begitu pandai dalam membaca peta persaingan politik, jadi saya tidak mengerti apakah ada aroma politik disana.. Akan tetapi kemungkinan itu selalu ada dan cenderung cukup tinggi..
* Bagaimana anda melihat sepakbola dibawa ke ranah politih..??  Tak bisa di pungkiri sepakbola jadi media efektif mengumpulkan massa. Pendapat anda..??
# Mengingat sepakbola adalah olahraga yg mampu menggaet massa yg luar biasa, maka sangat wajar jika para elit politik berlomba-lomba menggunakan sepakbola sebagai alat. Akan tetapi sejujurnya saya sangat mengutuk hal tersebut. Bagi saya, sepakbola akan terlihat jauh lebih indah jika di biarkan murni sebagai sebuah olahraga, tanpa ada embel-embel apapun. Jauhkan sepakbola dari hal-hal yg berbau politik, persaingan bisnis atau malah dendam pribadi..
* AFF jadi ajang tarik menarik kepentingan politik, Apakah sebelumnya anda pernah mengalami hal yg sama..?? Kapan..??
# Sejauh apa yg saya tau dan ingat, saya rasa tidak pernah..
* Apakah menjadi pemain sepakbola profesional bisa menjamin hidup si pemain sampai hari tua..??
# Iya, jelas sangat bisa. Sepak bola Indonesia sekarang sudah bergerak ke arah sebuah industri, walaupun gerakannya masih lamban dibanding di eropa misalnya. Akan tetapi, sekarang para pelaku sepakbola sudah mendapatkan bayaran yg menurut saya sangat lumayan, dan jika mereka mampu mengatur dengan baik, saya rasa cukup untuk mempersiapkan sebuah kehidupan masa depan yg baik..
* Melihat karir anda sampai saat ini, apakah sewaktu remaja  anda pernah menginginkan menjadi kapten Timnas sekaligus menjadi Topskor Indonesia sepanjang masa..??
# Sejauh ini saya merasa sangat bersyukur dengan apa yg mampu saya capai sebagai pesepakbola, walaupun dalam beberapa hal seharusnya saya dapat lebih baik lagi.. Hahahaha sama sekali tidak, cita-cita saya dari kecil hanyalah menjadi guru, dan cita-cita itu masih ada sampai saat ini..
* Siapa inspirasi terbesar yg mendorong anda untuk menyeriusi pilihan karir sebagai pemain sepakbola..??
# Setiap orang pasti mempunyai idola yg menginspirasi kita, dan saya tidak akan pernah malu mengatakan jika idola saya adalah Kurniawan Dwi Julianto..
* Seberapa besar peran Ayah anda dalam karir seorang bepe..??
# Sangat besar. Beliau adalah kritikus paling pedas dalam karir saya, sampai saat ini. Dan sejujurnya saya sangat beruntung mempunyai seorang ayah seperti beliau yg selalu membimbing saya walaupun saya sudah menjadi pemain nasional..
* Apa yg anda lihat dari Diklat Salatiga..?? Apa istimewanya tempat itu hingga bisa mencetak seorang Bepe dan Kurniawan Dwi Julianto..??
# Diklat adalah kawah candradimuka paling ideal dalam membentuk seorang atlet profesional. Karena di sana, kami tidak hanya diasah secara skill akan tetapi juga di bidang akademis. Dan dalam dunia olahraga profesional, tidak dapat dipungkiri jika intelegensi seorang atlet menjadi hal yg sangat menentukan..
* Kurniawan Dwi Julianto. Apa yg membuat dia menjadi idola anda..??
# Kurniawan adalah seseorang yg membuat saya menetapkan diri untuk memilih bidang sepakbola sebagai karir. Saat saya masih SMP Kurniawan adalah striker utama timnas Indonesia, saya rasa saat itu semua orang mengenal siapa itu Kurniawan. Satu hal lagi, Kurniawan adalah lulusan Diklat Salatiga yy notabene tempat saya berasal. Sehingga saya berpikir, jika Kurniawan mampu kenapa saya tidak..
* Bagaimana hubungan anda dengan Kurniawan Dwi Julianto dulu dan sekarang..??
# Hubungan kami cukup baik, walaupun boleh dikatakan tidak terlalu akrab. Terakhir saya bertemu dengan dia mungkin setahun yg lalu saat tim kami bertemu dalam sebuah pertandingan, dia membela Persela Lamongan dan saya Persija Jakarta. Akan tetapi sejujurnya, dia adalah pribadi yg sangat saya hormati..
* Siapa yg masih aktif bermain sepakbola di keluarga anda..??
# Tidak ada, ketiga kakak saya sudah tidak lagi menjadi pemain bola. Kakak saya yg ketiga Tri Agus Prasetyo saat ini menjadi pelatih di Persibara Banjarnegara..
* Anda hanya bertahan empat bulan di klub Belanda EHC Hoensbroek Norad, padahal publik berharap anda memulai karir di Eropa. Kenapa anda pulang ke Indonesia..?? Apakah ada hambatan spesifik saat itu..??
# Hahaha, iya betul saya memang tidak begitu lama di Belanda. Saat itu saya masih berusia 19th dan tinggal sendiri di negeri yg sama sekali asing bagi saya, tentu hal tersebut tidak mudah bagi saya. Seperti kebanyakan orang asia, sejujurnya saat itu saya sedikit banyak mengalami Home Sick. Akan tetapi masa singkat di Belanda itu, merupakan salah satu masa yg paling penting dalam karir sepakbola saya. Karena di sana, saya banyak belajar bagaimana hidup secara profesional, baik secara pribadi maupun dalam menjalani karir sebagai pemain sepakbola, dan itu saya terapkan sampai dengan saat ini..
* Di Indonesia, anda hanya membela di Persija Jakarta. Kenapa tidak pernah membela tim lain..?? Apakah karena tidak ada tawaran atau memang memilih setia..??
# Sejujurnya saya adalah sebuah pribadi yg “Tidak Mudah Pindah Kelain Hati” hehehe. Saya akan memilih klub dimana hati dan perasaan saya merasa nyaman untuk bermain. Dan ketika saya sudah menentukan pilihan, maka biasanya saya akan susah untuk berpaling. Persija Jakarta bukan lagi sebuah klub bagi saya, akan tetapi sudah seperti sebuah keluarga. Beberapa tawaran silih berganti datang, akan tetapi kecintaan saya terhadap klub ini, membuat saya masih berseragam orange bernomor 20. Saya memang sangat mencintai Persija, akan tetapi bukan berarti saya akan selamanya bermain di klub ini, dalam dunia profesional apapun dapat terjadi..
* Bagaimana anda melihat Persija Jakarta & The Jakmania..??
# Ketika pertama kali saya bermain di Persija, jumlah the jakmania masih dalam kitaran 100an orang, akan tetapi sekarang jumlah anggotanya sudah mencapai 50 ribuan lebih. Sebuah kelompok supporter akan selalu menjadi bagian yg penting dalam sebuah klub, begitu juga The jakmania. Saat memutuskan bermain di Selangor FC pada tahun 2005, saya sempat menulis surat pamitan terbuka untuk mereka, itu adalah wujud kecintaan saya kepada mereka. Tentu saya sangat bangga dengan The jakmania, akan tetapi sangat di sayangkan akhir-akhir ini sering terjadi kerusuhan saat laga kandang Persija, tentu hal tersebut memerlukan sebuah perbaikan..
* Sedekat apa anda dengan Fans Persija & Fans Timnas..??
# Saya selalu mengibaratkan penggemar sebagai air es. Air es memang tidak selalu baik bagi kesehatan. Akan tetapi satu hal yg pasti, air es akan selalu memberikan kesegaran di saat saya merasa kegerahan, haus dan dahaga. Silahkan artikan sendiri kalimat tersebut hehehe..
* Dengan adanya Twitter, anda memiliki banyak fans. Berapa penambahan follower anda sejak adanya AFF..??
# AFF tahun ini memang memiliki gaung yg sangat luar biasa. Saya mengalami penambahan followers yg sangat signifikan selama AFF di gelar, mungkin followers saya bertambah 200 ribuan. Akan tetapi banyak juga followers saya yg sebenarnya tidak mengerti dengan dunia sepakbola, mereka memutuskan mem follow saya setelah membaca blog saya yg menurut mereka bagus, dan hal tersebut menurut saya sedikit aneh hahahaha..
* Anda cukup jarang bahkan tidak pernah menjawab lewat twitter kepada fans anda..?? Apakah anda sengaja membatasi untuk tidak terlalu banyak bicara seperti anda ke media..??
# Sebelumnya, saya selalu membuka diskusi dengan followers saya di twitter, khususnya mengenai sepakbola. Akan tetapi semenjak AFF, tweet-tweet dari pemain nasional sering di jadikan berita oleh wartawan. Sehingga kita harus sedikit berhati-hati dalam menulis status, karena sesuatu yg sebenarnya hanya bercanda bisa di tanggapi dengan sangat serius. Hal tersebut membuat twitter sudah tidak lagi menyenangkan. Seandainya saya tidak memiliki followers dari kalangan wartawan, maka saya jamin tweet-tweet saya akan berisi hal-hal yg gila dan unik, karena memang pada dasarnya saya memang pribadi yg sangat terbuka dan sedikit gila hahahaha..
* Kenapa Facebook Fans Bepe tidak diurus dengan benar..?? Banyak sekali Fans Page yg di buat dengan anggota ratusan ribu. Anda tidak berniat membuat Bepe Fans Club..??
# Awalnya ada seorang penggemar yg meminta ijin kepada saya untuk membuat fan page di facebook dan saya menyetujuinya. Bahkan saya sempat beberapa bulan menjadi admin fan page tersebut sebelum akhirnya saya berhenti karena saya menutup akun facebook saya. Jadi bagaimana saya dapat mengurus fan page di facebook jika saya tidak mempunyai akun di facebook hahahaha..
* Bagaimana anda melihat peran Sosial Media seperti Twitter yg makin mendekatkan banyak pihak..??B
# Sebagai publik figur, kita dapat memberikan dua efek yg sangat bertolak belakang bagi masyarakat (Followers kita), yaitu positif dan negatif. Karena apapun yg kita lakukan akan mendapatkan perhatian dari masyarakat dan berpotensi di tiru. Bagi saya Twitter dapat berefek sangat positif jika kita mampu mempergunakannya dengan cara yg baik dan benar. Melalui blog pribagi maupun twitter, saya selalu berusaha untuk berbagi pengalaman, cara pandang serta cara bersikap yg mungkin dapat berguna bagi generasi pesepakbola di bawah saya..
* Jarang pemain sepakbola yg bisa menjadi Cult Idol seperti anda di Persija. apakah ini beban tersendiri buat anda..??
# Sama sekali tidak, ini adalah bagian dari konsekuensi dan tanggung jawab saya, dan saya menjalani semuanya dengan sangat nyaman..
* Lebih dari sepuluh tahun anda berkiprah di Timnas senior Indonesia dan anda merasakan kepelatihan Ivan Kolev, Peter Withe, Beny dollo dan Alfred Riedl. Mana yg paling berkesan..??
# Setiap pelatih mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ketika anda bertanya siapa yg paling berkesan, maka jawaban saya adalah semuanya berkesan. Karena bagi saya setiap partai membela tanah air akan selalu meninggalkan kesan yg mendalam, dengan siapapun pelatihnya..
* Melalui situs pribadi anda pernah menyuarakan ketidaksukaan terhadap rezim Nurdin Halid di PSSI. Apakah karena itu anda pernah bermasalah secara pribadi dengan pimpinan PSSI tersebut..??
# Hahahaha,, saya rasa kami adalah orang-orang yg profesional, sehingga mampu berpikir secara terbuka dalam segala hal. Kritik dan masukan tentunya menjadi hal yg biasa dan sangat wajar. Saya sendiri menulis hal tersebut, sebagai pelaku sepakbola yg ingin dunia persepakbolaan Indonesia lebih baik lagi, bukan karena faktor suka atau tidak suka terhadap pribadi-pribadi  di dalam organisasi tersebut..
* Sebelum AFF di gelar, Nugraha Besoes juga pernah bilang jika “Generasi Bambang Pamungkas Sudah Habis”. Komentar tersebut mengundang kontroversi, tapi dianggap seperti itu oleh petinggi PSSI kenapa anda memilih diam..??
# Iya betul, saya juga mengetaui hal tersebut. Saya rasa semua orang berhak menilai diri saya termasuk Nugraha Besoes, saya adalah pribadi yg sangat terbuka dengan kritik. Mungkin perkataan tersebut benar, karena buktinya hanya tersisa saya seorang dari generasi angkatan saya hehehehe. Yang harus saya lakukan sekarang adalah berjuang untuk membuktikan jika hal tersebut salah, bukan menanggapinya dengan cara berdebat di media yg menurut saya hanya akan membuang-buang waktu dan tenaga..
* Anda pernah bermain di manca negara dan di dalam Indonesia. Menurut anda pribadi, apakah bermain di luar negeri lebih baik untuk perkembangan karir sepakbola pemain Indonesia..??
# Iya benar. Dengan bermain di luar negeri, maka kita berkesempatan untuk merasakan atmosphere dari sebuah kompetisi yg baru yg tentunya akan memperkaya pengalaman kita. Sebagai pemain asing, maka kita akan selalu di tuntut untuk lebih dari pemain lokal, hal tersebut membuat kita mau tidak mau akan terus bekerja keras dan memberikan yg terbaik dalam setiap kesempatan. Semakin banyak pemain Indonesia bermain di luar, maka hal tersebut akan semakin baik untuk kemajuan persepakbolaan kita dan juga timnas Indonesia..
* Anda juga di kenal luas oleh publik Malaysia karena pernah bermain di Selangor FC. Bagaiman pendapat anda mengenai hal tersebut..??
# Walaupun hanya dua tahun saya bermain disana, akan tetapi sejujurnya dua tahun itu meninggalkan kesan yg cukup mendalam dalam diri saya. Selangor adalan raksasa di persepakbolaan Malaysia, dan saya mampu meraih semua gelar selama disana. Satu nilai plus nya adalah, saya mampu menghibur rekan-rekan sebangsa saya (TKI) yg tengah mencari nafkah di Malaysia. Saat itu, saya adalalah idola para TKI hehehe..
* Apa pendapat anda tentang Irfan Bachdim dan Christian Gonzales di Piala AFF lalu..?? Anda tidak masalah pemain berpengalaman seperti anda hanya menjadi cadangan di Piala AFF..??
# Chistian Gonzales adalah pemain yg luar biasa dimata saya, sedang Irfan Bachdim adalah pemain muda yg mempunyai masa depan yg sangat cerah, mereka adalah aset bangsa ini. Saya rasa semua pemain ingin menjadi pemain inti, begitu pula dengan diri saya. Akan tetapi ketika seorang pelatih sudah mengambil keputusan, maka setiap pemain harus menghormatinya, karena memang begitulah cara kerja orang-orang profesional..
* Apa sebenarnya masalah sepakbola Indonesia sehingga tidak kunjung meraih prestasi sejak medali emas Sea Games 1991..??
# Jika boleh saya ibaratkan tim nasional itu sebuah kue. Ketika kue yg kita buat itu gagal dan rasanya tidak enak, maka mari kita perbaiki cara pembuatannya. Karena jika kita tidak memperbaiki cara pembuatannya, maka selamanya kue yg dihasilkan akan gagal dan tidak enak. Yang saya maksud dengan cara pembuatan adalah sistem pembinaan pemain muda (Yang selama ini kurang maksimal), iklim kompetisi (Yang menurut saya masih kurang kondusif) serta program-program dari PSSI sendiri (Yang menurut saya belum berjalan secara maksimal). Karena dalam sepakbola kita tidak akan pernah mendapatkan hasil yg maksimal dengan cara instan..
* Apakah anda percaya pergantian kepemimpinan PSSI dapat memperbaiki kondisi sepakbola Indoesia..??
# Sejujurnya tidak semudah itu juga. Siapapun ketua PSSI nya, jika kita semua bersatu padu dan saling bergandengan tangan serta mampu mengesampingkan ego masing-masing, maka saya yakin persepakbolaan kita akan mampu berbicara di level yg lebih tinggi lagi. Jadi yg terpenting di sini adalah program  di susun dengan baik dan komitmen dari semua pihak. Mengenai ketua PSSI, bisa siapa saja..
* Sepanjang karir anda, mana momen yg paling membahagiakan sebagai pemain sepakbola..?? Momen mana pula yg menurut anda merupakan titik nadir..??S
# Ketika saya mampu membawa tim meraih target, yaitu menjuarai sebuah kompetisi. Saat saya mengalami patah kaki dan harus istirahat selama 6 bulan di tahun 2001, sebagai sebuah pribadi saat itu saya merasa sangat rapuh..
* Setelah tidak tampil sebagai pemain sepakbola anda sudah ada niat untuk menjadi pelatih..?? Sudahkah ada klub yg menawari..??
# Sejujurnya saya belum berpikir sama sekali, tentang apa yg akan saya lakukan setelah pensiun nanti..
* Kapan anda menyadari bisa menulis..??
# Saya menulis karena terpaksa. Sebagai pemain sepakbola, saya memang di kenal jarang berbicara di media (Saya memang lebih berhati-hati dengan media), sehingga  pengetahuan masyarakat mengenai diri saya mungkin menjadi sangat minim. Dengan menulis di blog pribadi, maka saya dapat memberika informasi yg sebenar-benarnya tentang diri saya kepada masyarakat luas, maka dari itu saya belajar menulis artikel. Pertama kali saya menulis adalah di th 2004..
* Ceritakan waktu yg paling pas untuk anda menulis..?? Butuh berapa lama untuk setiap artikel..??
#  Biasanya, saya menulis ketika sedang tour keluar kota, karena saat itu saya mempunyai banyak waktu luang. Tergantung suasana atau mood saya saat itu. Terkadang saya mampu membuat 3 tulisan dalam waktu sehari, terkadang saya tidak menulis sama sekali dama 2 minggu. Akan tetapi rata-rata saya menyelesaikan tulisan dalkam waktu 2 jam, dan keesokan harinya saya butuk 1 jam lagi untuk mengeditnya hehehe..
* Bleh update soal buku yg akan anda rilis dalam waktu dekat.. Kenapa baru sekarang terpikir untuk membukukan karya-karya anda..?? Benarkah 100% hasil penjualannya akan di sumbangkan..
# Rencananya buku saya akan rilis bulan depan. Saya sendiri sebenarnya tidak cukup percaya diri untuk meluncurkan sebuah buku, akan tetapi bebarapa teman saya menyarankan saya untuk membukukan tulisan-tulisan di blog saya. Setelah berpikir cukup lama, akhirnya saya menyetujui saran tersebut. Betul Insya Allah 100% hasil penjualan buku tersebut, nantinya akan di sumbangkan ke yayasan AIDS dan kanker anak..
* Dimanakah anda mengenal istri..?? Boleh di bilang anda dan istri jauh dari berita di media. Anda sengaja menutup diri dari media untuk keluarga anda..??
# Saya mengenal istri saya dalam sebuah acara makan malam yg diadakan oleh salah satu pengurus Persija Jakarta, kebetulan anak dari pengurus tersebut adalah sahabat istri saya. Saat pertama berkenalan, dia mengira saya adalah paranormal (Ki Gendeng Pamungkas) hahahahaha.. Iya, saya memang sebisa mungkin memisahkan urusan keluarga dengan pekerjaan saya. Karena sejujurnya, profesi saya tidak selamanya berefek positif kepada keluarga saya. Keluarga adalah bagian paling penting dalam kehidupan saya, dan biarkanlah mereka tenang dengan dunianya sendiri.
* Apa yg anda lakukan dengan waktu luang..?? Anda di kelan sebagai Family Man. Tempatpubluk seperti apa yg sering anda datangi bersama keluarga..??
# Saat mempunyai waktu luang, saya selalu berusaha menghabiskan waktu dengan istri dan anak-anak saya. Iya, bagi saya keluarga adalah segalanya, karena sejatinya apa yg saya lakukan selama ini hanya untuk mereka, orang-orang yg saya cintai. Anak saya sangat suka bermain di arena bermain seperti Kidzania, karena disana mereka dapat belajar mandiri..
* Bagaimana anak-anak anda melihat seorang bepe..?? Apa yg anda ajarkan kepada anak-anak anda..??
# Sejujurnya saya tidak tau apa pendapat anak-anak saya mengenai diri saya. Satu hal yg paling saya takutkan adalah, jangan sampai anak-anak saya memanggil saya dengan sebutan Oom, karena terlalu sering saya tinggalkan, sehingga lupa jika saya adalah ayahnya hahahahaha.. Saya dan istri berusaha memberikan kebebasan kepada ketiga putri saya untuk memilih dan menentukan sikap, asalkan mereka mampu mempertanggung jawabkan pilihannya tersebut. Dan kami akan mengawasi dan membenarkan jika ternyata mereka salah jalur..
* Musik apa yg anda suka..??M
# Saya menyukai semua jenis musik kecuali dangdut, entah mengapa saya tidak dapat menikmati musik dangdut. Hip-Hop dan Keroncong adalah jenis musik paling favorit..
* Kenapa Hip-Hop anda sukai..??
# Musik Hip-Hop sangat dinamis serta selalu memberikan kesan semangat dan percaya diri, sama seperti diri saya hehehe..
* Kenapa suka Jay Z..??K
# Karena musiknya bagus dan lirik-lirik lagunya mempunyai karakter yg kuat dan sedikit provokatif..
* Lagu apa yg sering anda dengarkan akhir-akhir ini..??
# Akhir-akhir ini saya sedang sering mendengarkan Simply Red (You make me feel brand new), mungkin karena saaat AFF kemarin saya sebulan penuh meninggalkan rumah, jadi agak-agak mellow hahahaha..
* Film yg anda tonton terakhir kali..??
# Saya sudah lumayan lama tidak menonton film, padahal biasanya saya dan istri paling rajin ke bioskop. Jika tidak salah film terakhir yg kami tonton adalah Hachiko, film yg bercerita tentang kesetiaan seekor anjing..
* Seperti apa anda ingin dikenang dalam lembaran sejarah persepakbola Indonesia..??
# Saya ingin di kenang sebagai seorang pemain yg menjunjung tinggi fair play dalam sepakbola, itu saja sudah cukup..

sumber: bambangpamungkas20.com

"Soto Celana Dalam"

"Wah seger bener soto ini ya, beda ama soto-soto yg pernah gue makan sebelumnya" , kata Ismed sofyan sambil menyapu keringat di keningnya dengan tisue. "Inilah kelebihan soto ini Med, walau kuahnya bening tapi rasanya mantap kan..??", sahut saya. "Gue rasa yg jual pake jampi-jampi nih, makanya enak banget" sambung Ismed sambil menarik napas dalam-dalam tanda kepedasan. "Ngga lah, masak iya sih..?? ini emang yg ngeracik bumbunya aja pinter, resep turun-temurun dari kraton kali", sanggah saya sambil tertawa ringan...

Paragraf diatas, adalah secuil potongan percakapan antara saya dan Ismed sofyan, saat pertama kali saya mengajak Ismed untuk mencoba soto daging sapi kegemaran saya, yg berada di kota Solo. Dan berawal dari percakapan itulah, tercipta sebuah nama unik atau aneh yg akhirnya menjadi sangat melekat di benak kami, sehingga menjadi sangat familier kalangan para pemain sepakbola...

Saat itu Ismed begitu yakin jika si pedagang tersebut memiliki pegangan (Jimat), agar soto dagangannya terasa enak dan laku keras. Sayapun bersikeras mengatakan, jika tidak ada yg janggal dengan masakan soto daging sapi tersebut. Melihat Ismed yg begitu ngotot dengan pendapatnya, maka timbullah sebuah ide konyol di benak saya. Singkat cerita inilah lebih kurangnya percakapan kami pada saat itu...

Sunan Hotel Solo: Pertengan Mei, 2007..
Saya : Masuk akal juga ya med, jangan-jangan bener apa yg lo omongin lagi..

Ismed: Iya-iya emang wuenak bener soto tadi, gue ngga pernah nemuin yg seenak tadi..

Saya : Jangan-jangan.. (Kata saya memancing rasa penasaran Ismed)

Ismed: Jangan-jangan apaan..?? lo pasti tau kalo ada apa- apanya kan, lo kan orang jawa juga..

Saya : Jangan-jangan ada apa-apanya di kuali sotonya Med..

Ismed: Ada apanya maksut lo..?? bumbu rahasianya gitu..?? (Tanya Ismed penasaran)

Saya : Iya, gue yakin rahasianya ada di kuali kuahnya (Kata saya sambil manggut-manggut). Lo inget ngga Med..?? Kalo ibu yg jual soto tadi ngga pernah ninggalin kuali tempat kuah sotonya. Dia duduk disamping kuali terus kan..??

Ismed: Iya bener-bener, ada apanya ya kira-kira didalemnya ya..?? (Tanya Ismed penasaran)

Saya : Gue curiga di dalem kuali itu ada celana dalemnya Med..

Ismed: Hah...!!! Celana dalem..?? Maksud lo..?? (Tanya Ismed dengan muka terkejut)

Saya : Iya celana dalem dari dukun, biar rasa kuahnya enak dan sotonya jadi laku keras.. (Jelas saya dengan muka sok serius)

Ismed: Ah yg bener lo..?? (Tanya Ismed penuh ragu)

Saya : Biasanya Med, semakin usang apalagi sampai robek-robek celana dalemnya, maka akan semakin manjur khasiatnya.. (kata saya meyakinkan Ismed)

Ismed: Serius lo Bang..?? (Tanya Ismed lagi)

Saya : Loh seriuslah, karena jika semakin usah celana dalemnya maka akan semakin merasap bumbunya.. (Kata saya menegaskan)

Ismed: Kalo gitu jangan ajak gue ke sana lagi ya, gue ngga mau makan di sono lagi...!!! (Kata Ismed sambil benjalan menuju kamar mandi dengan muka terlihat menahan mual)

Saya : Loh kenapa Med..?? (Teriak saya dari tempat tidur)

Ismed: Gila aja lo, gue suruh makan soto dengan kuah rendeman celana dalem.. (kata Ismed dengan nada sewot dari dalam kamar mandi)

Melihat reaksi Ismed, sayapun tertawa terbahak-bahak. Beberapa saat kemuadian saya kembali berbicara..

Saya : Yang penting kan rasanya Med, proses pembuatan dan bahan bakunya mah nomer sekian.. (lanjut saya sambil tertawa)

Semenjak peristiwa tersebut, Ismed selalu absen ketika rombongan wisata kuliner dari Departemen Persepakbolaan Indonesia, mengunjungi warung soto daging tersebut. Sebenarnya Ismed juga mengerti, jika cerita saya tadi hanyalah main-main belaka. Akan tetapi, setiap dia mendengar kata soto celana dalam yg ada dalam bayangan Ismed adalah, sebuah celana dalam yg sudah usang dan robek di sana-sini keluar dari dalam kuali kuah soto. Hal tersebut membuat Ismed lebih memilih untuk tinggal di kamar hotel, setiap kami berkunjung ke warung soto tersebut untuk makan malam..

Jadi itu semua sebenarnya lebih pada halusinasi ismed sendiri saja, dan semenjak itu pula nama soto celana dalam menjadi sangat populer di kalangan para pemain sepakbola (Khususnya Persija dan Tim nasional Indonesia)...

Di bawah ini akan saya cantumnya sekilas wujud dari soto celana dalam tersebut:
Soto daging ini berkuah bening seperti umumnya soto khas dari Jawa Tengah. Dengan isi irisan daging sapi tentunya, kecambah, daun seledri, daun bawang serta bawang goreng. Untuk menambah kesegaran, didalam kuahnya juga terdapat irisan blimbing wuluh yg memang sengaja di masak bersama dengan kuah sotonya..

Bagi yg mereka yg suka dengan baceman, selain terdapat bacem tahu dan tempe seperti layaknya warung-warung soto yg lain, warung soto ini juga menyediakan usus sapi goreng, babat goreng serta paru goreng. Dan bagi saya pribadi, bacem usus sapi goreng dan babat goreng adalah syarat wajib untuk menyantap soto celana dalam tersebut (Sesuai statuta yg dikeluarkan oleh warung soto itu sendiri hahaha)..

Saya, Ponaryo Astaman, Ellie Aiboy dan Firman Utina boleh di katakan adalah anggota EXCO di warung soto tersebut. Mengenai alamat dari warung soto itu sendiri, sejujurnya saya agak sedikit ragu-ragu untuk memberi tahukan kepada anda sekalian. Karena saya takut jika nama soto celana dalam ciptaan saya itu, akan berefek negatif kepada warung soto kesayangan saya tersebut.

Padahal sebenarnya, nama tadi lebih tepat jika disebut sebagai sebuah pujian, karena kenikmatan dari rasa soto tersebut. Di kota Solo sendiri, saya mempunyai beberapa tempat kuliner yg menjadi tujuan favorit saya setiap berkunjung ke kota ini. Bebrapa diantaranya adalah Tengkleng sum-sum (Pasar kembang), Sate kuda (Balekambang), Gudeng ceker, Bebek H. Slamet (Tipes) dan tiga buah warung soto (Soto celana dalam adalah salah satu diantara warung soto tersebut)..

Tapi baiklah, di bawah ini saya akan coba memberikan beberapa "Petunjuk" untuk anda sekalian, agar anda dapat mulai meraba-raba dimanakah gerangan kira-kira keberadaan soto celana dalam tersebut. Dan bagi yg dapat memecahkan petunjuk tersebut, maka anda akan dapat menemukan tempat dimana soto celada dalam tersebut berada..

Petunjuk nya adalah:
 * Warung soto ini awalnya berada di depan sebuah kantor polisi..

* Akan tetapi sejak sekitar  setahun yg lalu, warung ini telah berpindah tempat usaha ke sebuah perempatan yg kurang lebih hanya berjarak 100 meter dari posisi warung ini sebelumnya..

* Warung soto ini berwujud sebuah tenda, dengan sedikit ruangan dari tembok di bagian dalamnya..

* Ibu si penjual soto ini, tidak pernah beranjak dari tempat duduknya yg tepat berada di samping kuali tempat kuah soto tersebut dimasak..

* Dan satu hal yg paling unik adalah, tukang parkir di warung soto tersebut tidak pernah menggunakan peluit dan hanya menggunakan mulut saja. Akan tetapi, suara lengkingan suitannya tidak kalah dengan sirine polisi yg tengah coba membuka jalan di tengah kemacetan hahahaha (Ini serius)..

Bagi rekan-rekan yg pada akhirnya berhasil menemukan warung soto tersebut, saya sarankan agar jangan pernah ragu untuk mencoba soto tersebut. Karena akan sangat disayangkan jika anda sudah dapat menemukan tempat tersebut, akan tetapi tidak mencoba kenikmatan dari soto celana dalam itu sendiri...

Dan sekali lagi saya "TEKANKAN" disini, jika nama "Soto Celana Dalam" (Soto dengan kuah redaman celana dalam) sendiri bukanlah sebuah kenyataan atau kebenaran. Nama tesebut hanyalah sebuah bahan candaan yg boleh juga diartikan sebagai sebuah pujian, karena rasa soto ini yg memang teramat sangat nikmat...

Bagi saya sendiri, akan menjadi sebuah penyesalan yg luar biasa jika ketika saya bertandang ke kota Solo, saya tidak memiliki waktu untuk mampir ke warung soto tersebut..
Karena, rasa Soto Celana Dalam ini memang:

JOS GANDHOS KRONYOS-KRONYOS.....!!!!


sumber: bambangpamungkas20.com

"Berbeda Bendera Bukan Berarti Kita Tidak Dapat Bersahabat"

Hotel Saung Bilik, Soreang, Kab Bandung: 17 Maret 2011..
Waktu jam tangan Polar saya menunjukkan pukul 19:12 WIB, ketika saya mulai menulis aretikel ini. Saat ini hujan rintik-rintik tengah turun membasahi daerah dimana saya atau tim Persija Jakarta (Lebih tepatnya) menginap. Suara gemericik laju air yg berasal dari sebuah sungai tidak jauh dari hotel ini, menjadi irama sehati untuk mengarungi kesejukan cuaca Soreang malam ini...
Seperti yg kita ketahui bersama, besok (18 maret 2011) saya bersama Persija jakarta akan menghadapi sebuah partai klasik dalam lanjutan liga super Indonesia, menghadapi tuan rumah Persib Bandung. Sebuah partai yg sarat akan emosi serta kental akan aroma persaingan dari kedua klub, yg memang sudah terjadi sejak lama. Sebuah pertarungan penuh gengsi, yg tidak jarang akan merembet hingga keluar dari kotak berukuran 90 X 110 Meter, bernama lapangan sepakbola...
Malam ini, ditemani setermos bandrek (Minuman khas tanah pasundan) dan suara gemericik air hujan yg menerpa genteng penginapan, saya ingin sedikit menarik kebelakang pada peristiwa-peristiwa yg pernah saya alami, selama saya membela panji Persija Jakarta dan bermain menghadapi Persib Bandung. Beberapa peristiwa, yg sesungguhnya lebih mirip seperti situasi perang dalam film-film, akan tetapi sangat disayangkan jika hal tersebut memang menjadi sebuah hal yg nyata...
Akan saya mulai cerita ini, dengan pengalaman saya saat pertama kali mendapat kesempatan untuk merasakan, panasnya atmosfer persaingan antar dua klub besar negeri ini, yaitu Persija jakarta (Macan kemayoran) dan Persib Bandung (Maung Bandung)...
Partai pertama saya menghadapi Persib Bandung, terjadi kira-kira 11 th yg lalu tepatnya pada musim 1999/2000 atau Liga Indonesia ke VI. Saat itu pertandingan di gelar di sebuah lapangan milik angkatan darat (Saya lupa nama lapangan tersebut), mengingat Persib Bandung tengah menjalani partai usiran karena sesuatu hal. Saya ingat betul, ketika itu Persib Bandung masih di perkuat oleh beberapa nama yg sangat tenar di blantika dunia persepakbolaan Indonesia, khususnya Bandung dan Jawa Barat..
Dibawah mistar ketika itu, masih dijaga oleh seorang kiper kawakan yg bernama Sanusi Anwar (Saat ini menjadi assisten pelatih kiper Persib Bandung). Dibarisan belakang sendiri, terdapat duet pemain belakang yg terkenal keras, lugas dan tanpa kompromi, yaitu Yadi Mulyadi dan Heri Setiawan. Yusuf Bachtiar masih menjadi andalan di lini tengah Persib Bandung pada masa itu. Sedang di lini depan, bercokol sebuah nama yg masih menjadi momok menakutkan bagi tim-tim lawan ketika itu, yaitu Sutiono Lamso...
Sedang kami sendiri Persija Jakarta, ketika itu bermaterikan gabungan antara pemain muda serta pemain-pemain senior yg juga cukup malang melintang di kancah sepakbola negeri ini. Diantara squad Persija Jakarta ketika itu adalah, M. Halim dibawah mistar, Nur'alim, Suwandhi H.S, Warsidi (Belakang). Anang Ma'ruf, Budiman Yunus, Luciano Leandro, Imran Nahumaruri, Dedi Umarela (Tengah). Dan Widodo C Putra serta saya sendiri (Bambang Pamungkas) di barisan depan..
Saya ingat betul, ketika itu kami berhasil memukul Persib Bandung dengan skor 2 - 3, melalui dua gol saya dan satu gol dari Widodo C Putra. Pertandingan sendiri berjalan dengan sangat keras bahkan menjurus kasar, entah berapa banyak kartu kuning yg harus keluar dari kantong wasit ketika itu, baik untuk pemain Persib Bandung maupun Persija Jakarta. Itu adalah pengalaman pertama saya, saat merasakan laga sakral liga Indonesia yg bertajuk "Duel Dua Macan" (Maung Bandung VS Macan Kemayoran...
Sebelas tahun sudah pertandingan tersebut berlalu. Memang sudah sejak lama Persija Jakarta  dan Persib Bandung mempunyai hubungan yg kurang harmonis, baik didalam maupun di luar lapangan. Akan tetapi di masa-masa itu, kami (Pemain Persija) masih dapat menginap di dalam kota Bandung (Hotel Naripan) sehingga masih dapat menikmati indahnya kota kembang. Bahkan kami masih dapat berjalan-jalan ke Bandung Indah Plaza untuk sekedar mencuci mata, atau bahkan menikmati beberapa kuliner dari kota Bandung yg memang terkenal akan kelezatannya...
Akan tetapi beberapa tahun belakangan ini, nampaknya hal tersebut sudah hampir mustahil untuk dapat kembali terulang. Jangankan untuk berjalan-jalan di kota Bandung, untuk tinggalpun saat sekarang ini kami harus mencari penginapan yg jauh dari keramaian kota. Hal itupun masih harus di tambah lagi, dengan pengawalan extra ketat dari pihak kepolisian, yg bertujuan untuk memastikan keselamatan dari seluruh anggota tim. Saya yakin jika hal tersebut, juga dialami oleh tim Persib Bandung ketika mereka bertandang ke ibukota Jakarta...
Berangkat maupun pulang dari stadion menaiki mobil rantis atau terkadang Humvee milik angkatan darat, bukanlah pemandangan yg aneh beberapa tahun belakangan ini. Sebagai pemain Persija, kami pernah mengalami bus yg kami tumpangi pecah kaca di seluruh bagian bus, akibat lembaran batu dari pendukung Persib, hingga beberapa pemain mengalami luka berdarah akubat terkena pentalan serpihan kaca. Kami sempat harus menunggu hingga pukul 9 malam di dalam stadion, hingga akses jalan menuju penginapan steril dari para pedukung. Bahkan kami juga pernah harus diungsikan ke sebuah KOREM untuk menghindari amuk massa, saat kami berhasil menumbangkan Persib di Siliwangi...
Di sisi lain saya ingat betul ketika pada musim 2007, pemain Persib Bandung ketika itu Riduan Barkouwi dan Cristian Bekamenga menolak untuk bermain, karena menerima teror berupa lembaran batu ke bus yg mereka tumpangi selama dalam perjalanan menuju stadion Lebak Bulus. Bahkan saya sendiri yg ketika itu tidak bermain karena cedera, berinisiatif untuk memasuki lorong pemain persib dan membujuk mereka berdua agar mau bermain. Bahkan sempat terjadi sebuah peristiwa di tahun 2005, ketika tim Persib Bandung tidak hadir ke lapangan (WO) dan memilih untuk pulang ke Bandung, karena khawatir dengan keselamatan mereka jika harus bertanding di Lebak Bulus...
Dan hal yg paling menyedihkan terjadi di tahun 2010, tepatnya di perhelatan Piala AFF Jakarta kemarin. Ketika salah satu sahabat saya menulis di twitter mengenai terjadinya pemukulan terhadap seorang pendukung merah-putih, yg ketika itu tengah menggunakan seragam tim nasional bernomor 9 bernama Gonzales, oleh oknum yg tidak bertanggung jawab. Entah siapa yg melakukan dan dengan alasan apapun, jelas pemukulan tersebut sudah jauh keluar dari batas-batas etika dan kewajaran...
Apapun alasannya, mereka adalah sama-sama pendukung tim nasional Indonesia. Dan berasal dari tim manapun, kami adalah anak-anak bangsa yg bermain untuk membela satu bendera, yaitu bendera Indonesia. Walaupun Cristian Gonzales sendiri sejatinya berasal dari Uruguay, akan tetapi saat ini dia adalah bagian dari bangsa kita, dan juga bermain untuk membela panji merah-putih...
Maka sudah seyogyanya dan sewajarnya, jika nama Gonzales juga dielu-elukan oleh pendukung merah-putih di seantero negeri ini. Sehingga tidak ada hal yg salah maupun aneh, ketika seseorang penonton datang ke stadion menggunakan baju bernama dan bernomor punggung pemain tersebut (Cristian Gonzales). Sama halnya ketika pendukung yg lain datang menggunakan seragam merah-putih bernama Irfan, Firman, Okto, Maman, Hamka maupun nama saya sendiri...
Sudah seburuk itukah mental supporter sepakbola di negeri ini..?? Pertanyaan itu seketika menyeruah di benak saya, ketikapertama kali mendengar peristiwa tersebut. Apakah sudah sedemikian sempitnya cara berpikir supporter-supporter kita, sehingga sudah tidak dapat lagi membedakan fanatisme kedaerahan, dengan nasionalisme kita dalam berbangsa dan bernegara..?? Tentu hal tersebut menjadi sesuatu yg teramat sangat patut untuk disayangkan...
Masih melekat dalam benak saya, ketika saya mendapat cemoohan dari seluruh penonton yg berada di stadion Siliwangi, ketika Indonesia menjamu Maladewa dalam sebuah partai ujicoba menjelang AFF 2010 digelar. Ketika itu, penonton satu stadion memaki saya dengan kata-kata yg kurang nyaman untuk didengar, hanya karena saya adalah pemain yg berasal dari Persija Jakarta. Padahal ketika itu saya bermain atas nama Indonesia, tim yg mereka dukung dan membuat mereka datang ke stadion. Bahkan beberapa penonton yg duduk di dekat lorong menuju ruang ganti tim nasional, sempat meludah ketika saya berjalan memasuki ruang ganti. Dalam koferensi pers setelah pertandingan usai, Afred Riedl sendiri sempat menyayangkan perlakuan kasar supporter kota Bandung tersebut terhadap diri saya..
Beberapa minggu kemudian, dalam lanjutan liga Indonesia, Persija bertemu dengan Persib di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Ketika itu Persija dapat mengalahkan Persib dengan skor yg cukup telak (3:0), melalui  gol dari Greg, Aliyudin dan saya sendiri. Dalam konferensi pers setelah pertandingan, seorang wartawan mengajukan sebuah pertanyaan yg sejujurnya ditujukan dengan sengaja untuk memancing komentar emosional saya...
Sebuah pertanyaan yg berisi dekian:
# Bambang apakah gol ke gawang Persib tadi menjadi bukti, atau menjawab cemoohan pendukung Persib yg sempat mencaci-maki anda saat bermain di Bandung beberapa waktu yg lalu..??
Saat itu inilah jawaban saya:
* Saya tidak ingin membuktikan apapun kepada siapapun, apa yg saya lakukan hari ini adalah murni menjadi tugas saya. Di Bandung beberapa waktu yg lalu, saya memang mengalami sutuasi yg kurang mengenakkan. Akan tetapi perlu di ingat, bahwa saat itu saya bermain untuk tim nasional Indonesia, itu artinya mereka sesunggungnya adalah juga pendukung saya. Saya yakin jika ketika itu mereka tengah mendukung saya, akan tetapi mungkin dengan cara yg sedikit berbeda hehehe. Jadi rasanya akan menjadi hal yg kurang baik, jika hal tersebut terlalu di besar-besarkan...
Bagi rekan-rekan wartawan yg hadir dalam sesi konferensi pers ketika itu, saya yakin jika anda sekalian pasti ingat betul dengan jawaban saya diatas...
Apa yg ingin saya sampaikan dalam tulisan ini adalah. Sampai kapan kita (Pendukung Persib Bandung dan Persija Jakarta) akan terus berlaku demikian..?? Apakah kita harus menunggu hingga beberapa korban lagi berjatuhan, agar kita segera sadar dan mengakhiri permusuhan yg sesungguhnya tidak beradab ini..?? Tidak sadarkah kita jika kebrutalan anda sekalian (Para Supporter) tersebut, sudah sampai kepada tahap yg menggangu kenyamanan masyarakat..??
Dunia persepakbolaan kita ini sudahlah cukup carut-marut dengan segala macam permasalahan yg terjadi. Maka janganlah lagi, ditambah dengan kerusuhan-kerusuhan supporter yg tidak jelas juntrungannya tersebut. Fanatisme kedaerahan atau kepada sebuah tim yg berasal dari daerah kita memang wajib untuk dijaga, akan tetapi alangkah bijaksananya jika hal tersebut tidak sampai melanggar norma-norma, hak asasi serta hukum yg ada di negara kita tercinta ini...
Diantara pemain dari kedua belah tim sendiri, sebenarnya tidak pernah terjadi gesekan yg berarti. Dalam banyak kesempatan kami sering makan bareng, ngopi sama-sama bahkan saling bercanda-tawa, karena kami sadar betul jika permusuhan kami cukup hanya sebatas diatas lapangan saja, saat membela bendera klub masing-masing. Diatas lapangan, kami memang berseteru, saling dorong, saling jegal bahkan tidak jarang terdapat ketegangan disana. Akan tetapi itu semua, murni karena rasa tanggung jawab dan profesionalisme kami, dalam menjalani profesi kami sebagai pemain sebakbola, "Tidak lebih dan tidak kurang"...
Bagi pemain sendiri, sebuah kekelahan atau kemenangan memang sudah menjadi hal yg biasa terjadi dalam profesi yg kami tekuni ini. Terkadang beberapa kekalahan maupun kemenangan memang patut diapresiasi dengan sedikit rasa emosional. Akan tetapi kami juga akan segera dengan cepat melupakan kekalahan atau kemenangan tersebut, mengingat masih banyak pertandingan-pertandingan lain yg menunggu kami di keesokan harinya, yg tentunya juga membutuhkan persiapan serta konsentrasi yg baru...
Sedangkan bagi supporter sendiri, terkadang sebuah kekalahan seringkali di sikapi dengan terlalu berlebihan, sehingga tidak jarang menjurus kepada hal-hal yg bersifat anarkis. Padahal tanpa mereka sadari, tindakan mereka tersebut pada akhirnya dapat merugikan tim kebanggan mereka sendiri...
Siapa yg rugi jika sebuah partai kandang harus dimainkan tanpa adanya penonton..?? Siapa pula yg tidak merasa kecewa jika tidak dapat menyaksikan partai kandang tim kesayangan kita, karena harus dipindahkan ke tempat netral..?? Belum lagi kerugian-kerugian yg harus tim kesayangan mereka bayar, jika sampai para supporter merusak fasilitas yg ada di dalam stadion mereka sendiri. Seharusnya hal tersebut juga menjadi pertimbangan dari anda sekalian para supporter...
Melalui goresan saya ini, saya ingin menghimbau kepada seluruh supporter yg akan hadir di stadion Jalak Harupat besok. Baik pendukung Persib Bandung maupun pendukung Persija Jakarta, yg mungkin hadir dengan memakai atribut lain. Marilah kita jaga atmosfer pertandingan besok agar tetap dalam keadaan aman, nyaman, terkendali serta dalam koridor-koridor sportifitas. Jauhkanlah sikap-sikap fanatisme kedaerahan serta tidakan anarkis, yg pada akhirnya akan dapat mencoreng dunia persepakbolaan negeri ini..
Mari kita saling bahu-membahu untuk memajukan dunia persepakbolaan kita ini, dengan berperilaku yg sewajarnya serta menjunjung tinggi rasa sportifitas. Mari kita kembali kepada hakekat awal dari olahraga sepakbola itu sendiri. Dimana diatas segala rivalitas yg mengakar tersebut, sepakbola itu sendiri dimainkan untuk menjalin silaturahmi, persahabatan, persatuan serta persaudaraan...
Semoga pada pertandingan besok, apapapun hasil akhir dari pertandingan itu sendiri. Kita masih dapat menjaga harkat dan martabat kita, sebagai manusia-manusia yg beradab serta menjunjung tinggi slogan yg bernama "Sportifitas". Karena sejatinya:
"Berbeda Bendera Bukan Berarti Kita Tidak dapat Bersahabat"

sumber: bambangpamungkas20.com