Minggu, 25 Maret 2012

prosedur pembukaan rekening di mandiri syariah

Cara membuka rekening di  bank mandiri syariah ( kadang lebih nyaman menyebut Mandiri syariah ) merupakan satu pertanyaan umum yang sering tidak mendapat jawabannya karena tidak tahu harus bertanya kemana dan pada siapa.
Melalui tulisan ini saya mencoba membantu rekan-rekan mengenai Bank Syariah Mandiri.Di Bank Syariah mandiri sendiri banyak program yang di tawarkan,antara lain:
Tabungan,Investasi,Gadai Emas,Tabungan Haji,dan lain sebagainya,untuk lebih jelasnya datang aja ke Kantor Bank mandiri syariah Terdekat atau langsung ke Bank Syariah Mandiri
di sini saya hanya menguraikan apa yang saya alami dan hadapi saja dan saya ketahui ,
Sebelumnya kalian pasti penasaran berapa setoran awal untuk buka Rekening Bank Mandiri Syariah, langsung aja ke hal-hal yang inti.
  1. Setoran awal untuk membuka rekening Bank Mandiri syariah
    hanya Rp 80,000,00. anda akan mendapat Buku Tabungan dan Kartu ATM yang bisa di gunakan pada Anjungan ATM Bank Mandiri jika di daerah anda susah menemukan ATM Mandiri Syariah.Selanjutnya setoran Minimal Rp 10.000,dengan biaya administrasi Rp 6.000/bulan.
    Minimal saldo pengambilan Rp 50.000 yang disisakan di rekening , bukan hal yang berat saya rasa. Bandingkan dengan membuka Rekening Bank Mandiri atau BCA atau BNI.yang minimal setoral awal 500rb!!! dengan biaya adm Rp 10.000/bulan. Belum lagi saldo minimal di Bank Mandiri yang harus di sisakan 100rb.. EMAN EMAN TENAN
  2. Jika Kamu anak rantau,jangan terlalu mikir , jauh-jauh mudik hanya untuk membuka rekening mandiri Syariah,karena hanya dengan Menggunakan KTP,kamu bisa membuka Rekening mandiri syariah di cabang manapun.jadi tidak terpaku pada wilayah KTP. Misalnya saya,Asal dari Yogyakarta Tinggal di bandung membuka rekening Bank syariah Mandiri di Sukabumi pas ada pameran.
  3. Dan satu lagi,sistem di Bank Syariah Mandiri adalah sistem Bagi hasil,jadi berapapun saldo tabungan kita,akan mendapat bagi hasilnya .Sebagai contoh misalnya saldo tabungan saya 94,998 ribu.maka di tiap bulan saya akan mendapat bagi hasil sekitar Rp 230 (Bukan hitungan pasti karena saya sendiri tidak tahu rumusnya.) tapi pointnya berapapun saldo kita,kita tetap mendapat profit / kompensasi bagi hasil. Tidak seperti tabungan lain, kalau saldo di bawah 1 juta, profit habis buat administrasi bank. Walaupun Ujungnya juga gak cukup buat bayar administrasi tetapi setidaknya ada transaksinya bahwa kita mendapat bagi hasil dari tabungan kita.
  4. Ada yang baru juga programnya,yaitu MObile banking berbasis GPRS. jadi asal kita ada HP yang bisa konek GPRS maka kita tidak usah jauh-jauh ke ATM untuk melakukan Transaksi, cukup melalui hp kita, misalnya kita ingin Transfer atau membayar sesuatu atau cek saldo atau cek Mutasi, semua bisa di lakukan dengan menggunakan Hp sebagai alat kita,dan di kenakan biaya Rp 500 Untuk setiap Transaksi di potongkan ke saldo rekening kita,bukan ke pulsa kita.
    Untuk melakukan itu semua kita perlu ke customer Bank Mandiri syariah Untuk mendapatkan Kode aktifasi,gratis!!! kemudian download aplikasinya di mobile.mandirisyariah.co.id (downloadnya pake hp) selanjutnya instal di hape dan aktifasi dengan memasukan No telepon,no rekening dan Kode aktifasinya.
    Mudah bukan?? bisa juga di setting pemberitauan setiap transaksi ke email kita,jadi bila ada yang transfer dengan mudah kita bisa cek di email kita.
  5. Cara transfer dari Bank Mandiri Syariah ke BCA..
    yaitu dengan cara kita memakai ATM BCA tersebut,masukkan kartu Mandiri ke Mesin ATM dan Pilih menu Transfer. pilih Transfer ke rekening BCA.masukkan nominal dan rekening tujuan, proses dan selesai!! Untuk transaksi tersebut di kenakan biaya admin 5000.
  6. Ternyata masih ada lagi trik yang tertinggal,kadang kita bingung kalo ingin mengirim uang tetapi sang penerima tidak punya rekening!! gampang ntu mah!!! cukup menggunakan mandiri syariah saja,dengan cara transfer ke kantor pos ,dengan menggunakan sarana SMS ,maka penerima akan mendapat pesan bahwa seseorang mengirim uang melalui Kantor pos,tinggal ambil di kantor pos dengan menunjukan isi SMS saja,uang sudah bisa di tarik ,(Baru Liat Iklannya di TV kemaren)
Saya rasa itu saja yang bisa aku posting untuk hari ini. Semoga aja berguna bagi anda yang pengen tahu tentang Bank Syariah Mandiri .

prosedur pembukaan rekening di citibank

1. Ketentuan Umum


1.1 Pengertian


"Bank" adalah setiap cabang, cabang pembantu, kantor kas atau unit dari Citibank, N.A. di Indonesia.


"Kartu Debit Citibank (Kartu)" adalah Kartu yang dikeluarkan dan dimiliki oleh Citibank N.A., yang berfungsi sebagai kartu ATM (Automated Teller Machine atau Anjungan Tunai Mandiri) yang dapat digunakan untuk rekening tabungan/koran Nasabah di Bank dan sebagai Kartu Debit yang berfungsi untuk melakukan transaksi belanja yang sumber dananya berasal dari rekening tabungan/koran dalam mata uang Rupiah yang telah dipilih oleh Nasabah.


"Citishare" adalah institusi yang ditunjuk oleh Bank untuk melakukan pengelolaan akses Kartu Debit Citibank ke Jaringan ATM.


"Citishare" adalah institusi yang ditunjuk oleh Bank untuk melakukan pengelolaan akses Kartu Debit Citibank ke Jaringan ATM.


"Hari Kerja" adalah hari selain hari Sabtu, Minggu atau hari libur nasional atau hari dimana Bank Indonesia tidak melakukan kegiatan kliring.


"Instruksi" adalah instruksi dari Nasabah kepada Bank dalam bentuk tertulis, lisan, tatap muka secara langsung, Instruksi Manual atau melalui Media Komunikasi.


"Jaringan ATM" adalah Jaringan ATM Citibank dan/atau Jaringan ATM Non-Citibank.


"Jaringan ATM Citibank" adalah jaringan ATM milik Bank baik yang terletak di Indonesia maupun di luar wilayah negara Indonesia.


"Jaringan ATM Non-Citibank" adalah jaringan ATM yang terletak di Indonesia maupun di luar wilayah negara Indonesia dimana Bank terdaftar sebagai anggotanya.


"Laporan" adalah rincian transaksi atas aktivitas Rekening untuk suatu waktu tertentu yang diberikan oleh Bank sebagai informasi kepada Nasabah.


"Media Komunikasi" adalah sarana dan prasaranatelekomunikasi yang digunakan untuk mendukung transaksi perbankan termasuk namun tidak terbatas pada internet, telepon selular, dan media komunikasi lainnya.


"Nasabah" adalah orang atau badan hukum yang menggunakan jasa Bank, termasuk ahli waris, kuasa, kurator, administrator atau pihak lain yang berhak berdasarkan peraturan perundangan.


"Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi" adalah perseorangan atau badan yang menyediakan jasa akses telekomunikasi.


"Peraturan Bank Indonesia" adalah peraturan yang dikeluar kan Bank Indonesia berkenaan dengan kegiatan perbankan yang wajib dipatuhi Nasabah dan Bank dari waktu ke waktu.


"Personal Identification Number atau PIN" adalah nomor pengenal pribadi yang berupa rangkaian angka dan atau huruf yang diperoleh dari Bank atau atas permintaan Nasabah yang bersifat rahasia dan pribadi. PIN, merupakan identitas sah Nasabah, digunakan untuk melakukan layanan perbankan.


"Rekening" adalah setiap rekening berupa apapun antara lain tapi tidak terbatas pada, rekening koran, tabungan, deposito atau rekening tertentu berkenaan dengan suatu produk yang dibuka pada Bank atau melalui Bank sebagai agen penjual atas permintaan nasabah.


"Syarat Dan Ketentuan" adalah syarat dan ketentuan pembukaan dan pengoperasian Rekening ini berikut dengan perubahan, penambah-an dan/atau penggantiannya dikemudian hari.


"Terminal Pengguna" adalah perangkat komputer, elektronik, komunikasi atau teknologi lainnya yang digunakan Nasabah untuk melakukan transaksi perbankan yang disediakan Bank.

1.2 Data


1.2.1 Nasabah wajib menunjukan dokumen yang sah, lengkap dan terbaru atas setiap Data yang diperlukan dan diminta oleh Bank.

1.2.2 Nasabah wajib memberitahukan dan menyampaikan perubahan Data kepada Bank. Perubahan tersebut hanya berlaku jika telah diterima dan/atau disetujui oleh Bank.

1.2.3 Bank tidak bertanggung jawab atas akibat dari kelalaian Nasabah dalam memperbaharui Data Nasabah pada Bank.

1.2.4 Bank and Customer shall be subjected to a certain procedure stipulated by Bank in re-checking or verifying an instruction.

1.3 Rekening

 
1.3.1 Pembukaan Rekening menjadi efektif hanya dan jika disetujui Bank.

1.3.2 Sebelum membuka Rekening, Nasabah wajib mengajukan permohonan tertulis kepada Bank atau dengan cara lain menurut tata cara yang ditentukan oleh Bank.

1.3.3 Pengoperasian dan aktivitas Rekening.

 
a. Pengoperasian Rekening oleh Nasabah yang merupakan badan hukum dilakukan oleh wakilnya berdasarkan anggaran dasar atau surat kuasa.

b. Bank berhak tapi tidak berkewajiban, untuk melakukan pemeriksaan atas identitas ataupun Data lain sesuai dengan informasi yang terdapat pada catatan Bank.

c. Bank berhak untuk meminta persetujuan Nasabah melalui Media Komunikasi dalam hal terdapat perubahan atas instruksi yang telah diberikan Nasabah kepada Bank.

d. Bank shall be entitled to reject for honoring a transaction based on compliance to the prevailing laws and regulations or other reasons without obligation to notify reason for the rejection.

e. Bank berhak menilai apakah tandatangan Nasabah yang tercantum dalam cek, giro, aplikasi transfer, warkat giral atau bentuk instruksi lainnya sesuai dengan contoh tandatangan yang tersimpan pada Bank. Dalam hal berdasarkan hasil pencocokan yang dilakukan oleh Bank, Bank menilai tandatangan itu cocok dengan contoh tandatangan Nasabah akan tetapi terbukti di kemudian hari palsu atau disangkal keasliannya oleh Nasabah, maka Nasabah membebas-kan Bank dari segala tuntutan hukum sehubungan dengan penilaian Bank atas tandatangan tersebut.

f. Jika atas pertimbangan Bank, suatu pelaksanaan instruksi akan menimbulkan kewajiban lain kepada Bank, maka Nasabah menanggung Bank atas kewajiban tersebut.

g. Jika dalam waktu 6 (enam) bulan berturut-turut (atau waktu lain yang ditentukan Bank) tidak terdapat transaksi atau keberadaan Nasabah tidak diketahui, maka Rekening akan diubah menjadi Rekening tidak aktif dan Bank berhak menutup Rekening tersebut. Bank berhak menolak dan/atau menerima transaksi atas Rekening tersebut.

h. Bank dapat melakukan pemblokiran atau penghentian jasa sementara berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

i. Nasabah memberikan wewenang dan hak sepenuhnya kepada Bank untuk melakukan pemblokiran atas Rekening dalam hal terdapat kecurigaan terjadinya pemalsuan atau penipuan atau kejadian-kejadian lainnya yang berakibat dapat merugikan Bank dan/atau Nasabah.

j. Dalam hal terjadi pemblokiran Rekening oleh bank atau pihak kepolisian atau kejaksaan, atau penyitaan oleh pengadilan dan atau instansi lainnya yang berwenang maka Nasabah membebaskan Bank dari segala tuntutan yang berkaitan dengan keadaan-keadaan yang terjadi sebagai akibat pemblokiran atau penyitaan seperti antara lain: pengabulan dan/atau penolakan transfer dana masuk atau cek atau giro atau perintah transfer yang diterbitkan Nasabah untuk kepentingan pihak ketiga.

1.3.4 Penutupan/Pembatalan Rekening

 
a. Suatu Rekening dapat ditutup/dibatalkan oleh Bank berdasarkan:

 
i. Kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku; atau

ii. VPelanggaran Nasabah terhadap penarikan cek atau bilyet giro; atau

iii. Jika saldo suatu Rekening selama 2 (dua) bulan berturut-turut berjumlah 0 (nol).

b. Suatu Rekening dapat pula ditutup/dibatalkan setiap saat atas kehendak Bank atau Nasabah tanpa memberitahukan alasannya. Apabila penutupan/ pembatalan Rekening dilakukan oleh Bank, Bank akan memberikan surat pemberitahuan dalam waktu 70 hari kalender.

c. Dalam hal Rekening ditutup/dibatalkan, maka:

 
i. Nasabah wajib membayar biaya yang terhutang kepada Bank dan mengembalikan buku cek atau bilyet giro kepada Bank.

ii. Bank tidak bertanggung jawab atas pembayaran cek, bilyet giro atau permohonan penarikan dana lainnya yang disampaikan kepada Bank setelah Rekening ditutup/dibatalkan.

iii. Syarat Dan Ketentuan ini akan tetap berlaku sampai seluruh klaim dan/atau kewajiban-kewajiban lain yang masih terhutang oleh Nasabah kepada Bank diselesaikan seluruhnya.

iv. Bank akan mengirimkan sisa dana yang tersedia dalam Rekening kepada Nasabah atau Nasabah mengambil sendiri sisa dana tersebut pada Bank

1.3.5. Rekening Bersama

 
a. Nasabah dapat membuka Rekening dimana dua orang atau lebih berhak mengelola Rekening tersebut ("Rekening Bersama").

b. Dalam hal Nasabah membuka Rekening Bersama, Nasabah yang namanya tercantum sebagai nama pertama disebut sebagai Pemegang Rekening Utama, sedangkan Nasabah yang lain disebut sebagai Pemegang Rekening Bersama

c. Nasabah menyadari resiko yang timbul sebagai akibat dari pembukaan Rekening Bersama. Para pemegang Rekening Bersama bertanggung jawab secara tanggung renteng atas segala akibat yang timbul atas pengelolaan Rekening Bersama tersebut.

d. Jika salah seorang pemegang Rekening Bersama meninggal dunia, pailit atau dibawah pengampuan, maka Rekening Bersama akan dikelola oleh pemegang Rekening Bersama yang lain bersama sama dengan ahli waris dan/atau kurator dari pemegang Rekening Bersama yang meninggal, pailit atau dibawah pengampuan tersebut. Selama Bank belum menerima dari Nasabah bukti-bukti yang memuaskan Bank mengenai penentuan ahli waris atau kepailitan (termasuk penunjukkan kurator) atau pengampuan dari pemegang Rekening yang bersangkutan, maka Bank berhak untuk meletakkan Rekening Bersama tersebut dalam keadaan status quo. Karenanya Bank berhak untuk menolak setiap penarikan dana dari dalam Rekening Bersama tersebut.

Minggu, 04 Maret 2012

Siklus hidup pengembangan system (SDLC)

Pengembangan Sistem : Enam Fase Analisis dan Desain Sistem
*Apa saja fase siklus hidup pengembangan system?
Tidak semua kesalahan sama besarnya. Tingkat kesalahan computer bisa beragam dari kecil hingga yang paling menyedihkan. Contoh ini menunjukkan betapa pentingnya perencanaan, khususnya ketika organisasi mencoba meluncurkan system baru. Cara terbaik untuk menghindari kesalahan tertentu adalah dengan menerapkan analisis dan desain system.
*Tujuan Sistem
Bagaimana seharusnya mendefenisikan sebuah system dan apa tujuannya??
Sistem ialah kumpulan dari komponen-komponen yang berhubungan yang berinteraksi untuk melakukan suatu tugas guna mencapai suatu tujuan. Sekalipun tidak bekerja dengan sangat baik, tetap saja merupakan suatu system.
Tujuan analisis dan desain system adalah untuk memastikan bagaimana suatu system bekerja dan kemudian mengambiltindakan untuk menjadikannya lebih baik.
*Membuat Proyek Berjalan: Bagaimana Memulainya dan siapa saja yang terlibat?
Keyakinan bahwa sesuatu yang buruk harus diubah merupakan awal untuk melakukan sebuah proyek. Ada 3 jenis partisipan dalam proyek :

Pengguna : Sistem yang seadang dibahas harus selalu dikembangkan dengan banyak berkonsultasi dengan pengguna atau pelanggan. Jika keterlibatan pengguna tidak memadai makas system akan gagal Karen kurangnya penerimaan.
Manajemen : Manager dalam organisasi juga harus diajak berkonsultasi mengenai system.
Staf Teknis : Anggota Departemen Sitem Informasi (SI) perusahaan, yang terdiri tas analisis dan programmer system harus dilibatkan. Alasanya, karena merekalah yang mengeksekusi proyek.
Proyek yang rumit memerlukan satu atau beberapa analisis sitem. Analisis system ialah seorang spesialis informasi yang melakukan analisis , desain, dan implementasi sitem. Tugas analisis ialah mempelajari kebutuhan komunikasi dan informasi dan menentukan perubahan apa yang diperlukan untuk mengirimkan informasi yang lebih baik kepada yang memerlukan.
*Enam Fase Analisis dan Desain Sistem
Apa saja enam fase siklus hidup pengembangan system??
Analisis dan desain system merupakan prosedur pemecahan maslah yang terdiri dari enam fase untuk meneliti system informasi dan meningkatkannya.Keenam fase tersebut membentuk apa yang disebut siklus hidup pengembangan system. Siklus hidup pengembangan system (SDLC) adalah proses langkah demi langkah yang diikuti oleh banyak organisasi selama analisis dan desain system.
Fase Pertama : Melakukan Investigasi Awal
Empat langkah yang ada pada fase pertama?
Tujuan dari fase pertama ini adalah melakukan analisis awal, mencari alternative solusi, mendeskripsikan biaya dan keuntungn, dan menyerahkan rencana awal dengan beberapa rekomendasi. Empat langkah fase pertama ialah:
1. Melakukan analisis awal, anda perlu mencari apa yang menjadi tujuan organisasi dan sifat serta cakupan masalah, selanjutnya melihat apakah masalah yang dipelajari cocok dengan tujuan tersebut.
2. Mengajukan solusi-solusi alternative, Solusi-solusi alternative bisa diperoleh dengan mewawancarai orang dalm organisasi, klien ayau pelanggan yang terpengaruh oleh system, pemasok dan konsultan.
3. Mendeskripsikan biaya dan keuntungan , anda perlu mendaftarkan biaya maupun keuntungan secara terperinci. Biaya akan tergantung dari keuntungan yang bisa menawarkan penghematan.
4. Menyerahkan rencana awal, Semua yang anda temukan digabung dalam suatu laporan tertulis, pembaca laporan ini bisa saja eksekutif yang punya wewenang untuk memutuskan dan menjalankan proyek. Anda harus mendeskripsikan solusi-solusi potensial, biaya, dan keuntungan dan memberikan rekomendasi bagi anda.
Fase Kedua : Menganalisis Sistem
Tiga langkah dalam menganalisis system
Tujuan dari fase kedua ini adalah mengumpulkan data, menganalisis data, dan menuliskan laporan. Dalam fase ini, anda akan mengikuti arahan dari pihak managemen setelah mereka membaca laporan (fase pertama). Pihak manajemen memberi perintah untuk menganalisis atau mepelajari system yang sudah ada untuk memahami perbedaan system baru dengan system yang sudah ada. Tiga langkah pada tahap ini ialah:
1. Mengumpulkan data, dalam upaya mengumpulkan data, anda akan meninjau dokumen tertulis, mewawancarai pegawai dan manager, membuat kuesioner dan mengobservasi rang dan proses-proses di tempat kerja.
2. Menganalisa data, data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis. Ada banyak piranti analitik yang dapat dipakai, piranti pemodelan memungkinkan analisis system menampilkan representasi system dalam bentuk gambar, misal data flow diagram atau diagram aliran data. Dan Perangkat CASE (Computer Aided Software Engineering) adalah program yang mengotomatisasi berbagai aktivitas SDLC. Contoh programnya ialah Analyst Pro, Visible Analyst dan System Architect.
3. Menulis laporan, perlu membuat laporan setelah selesai melakukan analisis. Ada 3 bagian, yang pertama, harus menjelaskan cara bekerja system yang sudah ada. Kedua, harus menjelaskan masalah-masalah pasa system yang ada. Ketiga harus mendeskripsikan ketentuan-ketentuan untuk system baru dan memberikan rekomendasi tentang apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Fase Ketiga : Mendesain Sistem
Tiga langkah ketika mendesain system
Tujuan fase ini adalah membuat desai awal, lalu desain yang detail, dan membuat laporan.
1. Membuat desain awal, desin awal mendeskripsikan kpabilitas fungsional secar umum dari system system informasi yang diusulkan. Perangkat yang digunakan pada fase ini adalah perangkat CASE dan perangkat lunak managemen proyek. Prototyping juga digunakan pada tahap ini,prototyping ialah pengguna workstation, perangkat CASE dan aplikasi perangkat lunak lain untuk membuat model kerja dari komponen system sehingga system baru bisa segera diuji dan dievaluasi. Jadi prototype adalah system dengan kemapuan kerja terbatas yang dikembangkan untuk menguji konsep-konsep desain.
2. Membuat desain yang detail, desain yang detail menggambarkan bagaimana sistem informasi yang diusulkan mampu memberikan kapabilitas yang digambarkan secara umum dalam desain awal.
3. Menulis laporan, semua pekerjaan dala desain awal dan desain yang detail akan dikemas dalam laporan yang terperinci. Anda bisa melakukan persentasi atau diskusi saat menyerahkan laporan ini kepada manajemen senior.
Fase Keempat : Mengembnagkan Sistem
Tiga langkah yang diperlukan dalam mengembangkan system
1. Mengembangkan atau mendapatkan perangkat lunak, analisis system harus membuat keputusan yang disebut keputusan “membuat-atau-membeli’. Dalam keputusan tersebut, anda menentukan apakah akan membuat program – menulis sendiri – atau embelinya, yang artinya hanya tinggal membeli paket perangkat lunak yang sudah ada.
2. Mendapatkan perangkat lunak, setelah memilih perangkat lunak, maka selanjutnya meng-uprade perangkat keras untuk menjalankan perangkat lunak tersebut. Namun bisa saja system tidak membutuhkan perangkat keras, atau perangkat keras tersebut dapat disewa tanpa harus dibeli.
3. Menguji system, dengan perangkat lunak dan perangkat keras yang telah diperoleh,maka dilakukan pengujian. Biasanya dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :
Pengujian unit : kinerja dari masing-masing bagian diteliti dengan menggunakan data uji (disusun atau sampel). Jika program ditulis sebagai usaha kerja sama dari banyak programmer, maka masing-masing bagian dari program diuji terpisah.
Pengujian system : bagian-bagian dihubungkan bersama-sama dengan menggunakan data uji untuk mengetahui apakah bagian-bagian itu dapat bekerja sama. System juga dapat diuji dengan data sesungguhnya dari organisasi.
Fase Kelima : Mengimplementasikan system
1. Konversi ke system baru, proses transisi dari system informasi yang lama ke yang baru, melibatkan konversi perangkat keras, perangkat lunak, dan file. Ada 4 strategi untuk melakukan konversi,yaitu :
Implementasi langsung : pengguna hanya berhenti menggunakan system yang lama dan mulai mengguanakn yang baru.
Implementasi parallel : Sistem lama dan system yang baru berjalan berdampingan sampai system baru menunjukkan keandalannya di saat system lama tidak berfungsi lagi.
Implementasi bertahap : bagian-bagian dari system baru dibuat dalam fase terpisah-entah waktu yang berbeda(parallel) atau sekaligus dalam kelompok-kelompok (langsung).
Implementasi pilot : seluruh system dicoba, namun hanya oleh beberapa pengguna. Stelah keandalannya terbukti barulah system bisa diimplementasikan pada pengguna lainnya.
2. Melatih pengguna, ada banyak piranti yang bisa digunkan membuat pengguna membuat pengguna mengenal system baru dengan baik,dari dokumentasi hingga video tape hingga pelatiah diruang kelas secara langsung ataupun satu per satu.
Fase Keenam : Memelihara Sistem
Pemeliharaan system ialah menyesuaikan dan meningkatkan system dengan cara melakukan audit dan evaluasi secara periodic dan dengan membuat perubahan berdasarkan kondisi-kondisi baru. Meskipun pengonversian sudah lengkap, bahkan pengguna sudah dilatih, system tidak bisa berjalan dengan sendirinya. Inilah tahap dimana system harus dimonitor untuk memastikan bahwa system itu berhasil. Pemeliharaan tidak hanya menjaga agar mesin tetap berjalan, namun juga meng-upgrade dan meng-update system agar bisa mengikuti perkembangan produk, jasa, layanan, peraturan pemerintah, dan ketentuan lain yang baru.
Setelah beberapa saat, biaya pemeliharaan akan meningkat seiring makin banyaknya usaha untuk mempertahankan system agar tetap responsive terhadap kebutuhan pengguna. Dalam beberapa hal, biaya pemeliharaan ini bisa membengkak, menandakan bahwa sekaranglah saat yang tepat untuk memulai lagi SDLC

modul analisa sdlc

1 General Systems Life Cycle (GSLC)

Merupakan fase-fase utama (general) yang terjadi pada semua sistem, 
baik sistem biologis, fisikal, sosial ataupun sistem lainnya. 
Adapun fase-fase tersebut terbagi dalam empat fase, yaitu :
a. Development (introduction)
b. Growth
c. Maturity
d. Deterioration (decline)
Apabila digambarkan, GSLC akan terlihat seperti berikut :


    |                           
    |                         +---------------+\
    |                        /:               :  \
    |                      /  :               :    \
    |                    /    :               :      \ 
    |                  /      :               :        \
    |                /        :               :          \
    |              /          :               :
    |  /--------+/            :               :
    | /    I    :     II      :      III      :    IV
    |/          :             :               :
    +---------------------------------------------------------------
     Development    Growth       Maturity       Deterioration         

            Gambar 1 : General Systems Life Cycle (GSLC)

2 Information Systems Life Cycle (ISLC)

Merupakan fase-fase utama(general)yg terjadi pada sistem informasi. Adapun fase-fase tersebut terbagi dalam empat fase, yaitu: a. Systems Development (Design) b. Systems Implementation c. Systems Operation (Maintenance) d. Systems Obsolescence Apabila digambarkan, ISLC akan terlihat seperti berikut : | | +---------------+\ | /: : \ | / : : \ | / : : \ | / : : \ | / : : \ | / : : | /--------+/ : : | / I : II : III : IV |/ : : : +--------------------------------------------------------------- Systems Systems Systems Operation Systems Development Implementation (Maintenance) Obsalescence (Design) Gambar 2 : Information Systems Life Cycle

3 Systems Development Life Cycle (SDLC)

SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam tiga kegiatan utama, yaitu : a. Analysis b. Design c. Implementation Setiap kegiatan dalam SDLC dapat dijelaskan melalui tujuan(purpose)dan hasil kegiatannya (deliverable). Apabila kegiatan utama tersebut dijabarkan ke dalam langkah-langkah yg lebih rinci dapat digambarkan seperti berikut : +---------------------------------------------------------------------+ : ANALYSIS : DESIGN : IMPLEMENTATION : +---------------------------------------------------------------------+ : : +---------------+ : : +-->: Problem : : : | : Detection : : : | +---------------+ +-----------+ +-----------+ +---------> | | : | | : | | +---------------+ | : +---------------+ | : +---------------+ | : Initial : | : : Output : | : : Programming / : | : Investigation : | : : : | : : test : | +---------------+ | : +---------------+ | : +---------------+ +---------> | | : | | : | | +---------------+ | : +---------------+ | : +---------------+ | : Requirements : | : : Input : | : : Training / : | : Analysis : | : : : | : : Other : | +---------------+ | : +---------------+ | : +---------------+ +---------> | | : | | : | +---------------+ | : +---------------+ | : +---------------+ : Generation of : | : : Files :--+ : : System : : Alternatives : | : : : : : Change Over : +---------------+ | : +---------------+ : +---------------+ | | : : +---------------+ | : : : Selection of :--+ : : : Proper System : : : +---------------+ : : Gambar3: Stages of Problem Solving Systems Development Life Cycle(SDLC) ANALYSIS Dalam tahap analisis ini, digunakan oleh analis sistem untuk : a. Membuat keputusan apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau 
sudah tidak berfungsi secara baik dan hasil analisisnya digunakan 
sebagai dasar untuk memperbaiki sistem
b. Mengetahui ruang lingkup pekerjaannya yang akan ditanganinya.  
c. Memahami sistem yang sedang berjalan saat ini
d. Mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisis ini adalah :

1. Problem detection
   a. Tujuan : Mendeteksi sistem, apabila sistem saat ini semakin 
               berkurang manfaatnya (memburuk).
   b. Hasil  : Laporan pendahuluan tentang permasalahan yang terjadi 
               dalam sistem.

2. Initial investigation
   a. Tujuan : Memerikan sistem saat ini dengan penekanan pada 
daerah-daerah yang menimbulkan permasalahan.
   b. Hasil  :  Penjelasan sistem saat ini. 

3. Requirement analysis (determination of ideal systems)
   a. Tujuan : Mendapatkan konsensus dari komunitas pemakai dari sistem 
               informasi yang ideal. Sebuah penggantian sistem akan 
               menimbulkan jarak antara sistem saat ini dengan sistem 
               yang ideal (yang mengacu ke komputerisasi).
   b. Hasil :  Penjelasan kebutuhan analisis terhadap sistem.

4. Generation of system alternatives
   a. Tujuan : Menggali (explore) perbedaan dari alternatif sistem 
dalam mengurangi jarak (gap) antara sistem saat ini 
dengan sistem idealnya.
   b. Hasil  : Dokumen-dokumen tentang alternatif sistem yang akan 
               digunakan untuk memperbaiki sistem.

5. Selection of proper system
a. Tujuan : Membandingkan alternatif-alernatif sistem dengan 
            menggunakan metodologi terstruktur, memilih alternatif 
            sistem yang paling baik, dan menjualnya (sell) kepada 
            management.
b. Hasil  : Hasil-hasil dari studi sistem.

DESIGN
Dalam tahap perancangan (desgin) memiliki tujuan, yaitu untuk :
a. Mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang 
   dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem 
yang terbaik.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan ini adalah :

6. Output design
   a. Tujuan : Memerikan bentuk-bentuk laporan sistem dan dokumennya.
   b. Hasil  : Bentuk (forms) dari dokumentasi keluaran (output).

7. Input design
   a. Tujuan : Memerikan bentuk-bentuk masukan didokumen dan dilayar ke 
               sistem informasi.
   b. Hasil  : Bentuk (forms) dari dokumentasi masukan (input).

8. File design
   a. Tujuan : Memerikan bentuk-bentuk file-file yang dibutuhkan dalam 
               sistem informasi.
   b. Hasil  : Bentuk (forms) dari dokumentasi file.

IMPLEMENTATION 
Dalam tahap implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk :
a. Melakukan kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam kegiatan 
yang sebenarnya dari sistem informasi yang akan dibangunnya atau 
dikembangkannya.
b. Mengimplementasikan sistem yang baru.
c. Menjamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah :

9. Programming & testing 
   a. Tujuan : Mengkonversikan perancangan logikal ke dalam kegiatan 
               operasi coding dengan menggunakan bahasa pemograman 
               tertentu, dan mengetest semua program serta memastikan 
               semua fungsi / modul program dapat berjalan secara benar.
   b. Hasil  : Coding program dan spesifikasi program.

10.Training
   a. Tujuan : Memimpin (conduct) pelatihan dalam menggunakan sistem, 
               persiapan lokasi latihan dan tugas-tugas lain yang 
               berhubungan denganp pelatihan (buku-buku panduan sistem).
   b. Hasil  : Rencana pelatihan sistem, modul-modul katihan dan 
               sebagainya.

11. System changeover
    a. Tujuan : Merubah pemakaian sistem lama ke sistem bari dari sistem 
                informasi yang berhasil dibangun.
Perubahan sistem merupakan tanggungjawab team designer 
ke pemakai sistem (user organization).
    b. Hasil :  Rencana (jadwal dan metode) perubahan sistem (contract).

SDLC

System Development Life Cycle (SDLC)

SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. Langkah yang digunakan meliputi :

1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi
2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
6. Merancang sistem informasi baru
7. Membangun sistem informasi baru
8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan

System Development Lyfe Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem melalui beberapa langkah. Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize.
Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda.
Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Langkah tersebut adalah

1. Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang berjalan
2. Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem
3. Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi
4. Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi dengan menulis program yang diperlukan
5. Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat
6. Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang telah dibuat

Siklus SDLC dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah keenam. Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert user, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya.
Kaji ulang yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan pengujian di langkah kelima bersifat quality assurance. Quality control dilakukan oleh personal internal tim untuk membangun kualitas, sedangkan quality assurance dilakukan oleh orang di luar tim untuk menguji kualitas sistem. Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi sistem