Selasa, 31 Januari 2012

"Satu Bintang Itu Milik Kami" bepe20

Pada sebuah kesempatan Bambang Pamungkas pernah berkata: "Sebagai pemain profesional saya akan selalu berusaha bermain di liga yang resmi, dalam hal ini di bawah PSSI dan diakui oleh FIFA"

Pada kenyataannya Bambang Pamungkas saat ini bermain di Persija Jakarta yang berlaga di Liga Super Indonesia, artinya Bambang Pamungkas bermain di dalam sebuah liga yang tidak resmi, tidak di bawah PSSI dan juga tidak diakui oleh FIFA. Apakah gerangan yang terjadi..?? Apakah Bambang Pamungkas lupa dengan apa yang pernah dia sampaikan ketika itu....?? Atau Bambang Pamungkas berpura-pura lupa..??
Oleh karena itu menarik untuk kita simak, apa yang akan Bambang Pamungkas sampaikan dalam penjelasan di bawah ini..


Teluk Kuantan, Riau : 14 Januari 2012..

Ini adalah untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di kota bernama Kuantan Singingi atau biasa disingkat Kuansing di propinsi Riau, udara di kota ini boleh dikatakan panas dan cukup menyengat. Melihat dari penampakan struktur bangunan-bangunan di kota ini, nampak sekali jika kota ini tengah dalam proses menuju sebuah kota mandiri. Banyak sekali bangunan-bangunan baru yang arsitekturnya cukup futureristik di kota ini, seperti gelanggang-gelanggang olah raga, sekolah-sekolah, tempat ibadah dan juga beberapa gedung-gedung pemerintahan..

Akan tetapi ada satu hal yang cukup mengusik hati saya di kota ini, yaitu bangunan stadion sepakbola di Kuansing Sports Center. Hal yang aneh dari bangunan ini adalah, mengapa lampu penerangan di stadion Kuansing ini tingginya berada tepat di bawah atap tribune utama alias tidak begitu tinggi. Saya tidak bisa membayangkan jika misalnya sebuah pertandingan sepakbola dilaksanakan di malam hari di stadion ini, saya yakin jika sinar dari lampu penerang stadion tersebut akan banyak mengganggu jalannya pertandingan..

Sehari menjelang pertandingan biasanya saya akan banyak mengurung diri di dalam kamar. Kegiatan kami di hari ini hanyalah ujicoba lapangan dipagi hari. Menikmati wisata kuliner di siang harinya adalah salah satu menu wajib kami saat menjalani tour seperti ini, akan tetapi mengingat saya beserta rekan-rekan Persija Jakarta yang lain tidak mengetahui apa kira-kira menu dan tempat favorit yang harus di tuju, maka kamipun memilih untuk berdiam diri di kamar masing-masing. Baru di sore harinya kami bergerak mencicipi sop daging rusa yang cukup khas di kota ini, setelah mendapat rekomendasi dari salah seorang pemain PSPS Pekanbaru yang juga pernah membela Persija Jakarta..

Kembali ke pembahasan utama kita, yaitu mengenai mengapa saya memilih bermain di Liga Super Indonesia dan bukan di Liga Premier Indonesia. Hal tersebut juga sangat erat kaitannya dengan kebijakan PSSI sendiri yang dalam hal ini menentukan mana Persija Jakarta yang sah di mata PSSI. Seperti apa yang saya sampaikan dalam artikel (Seandainya , Oh Seandainya - Januari 2012) bahwa pembahasan saya di tulisan tersebut, sedikit banyak memberikan petunjuk mengapa saya memilih jalan berseberangan dengan PSSI..

Hal tersebut bukan karena saya tidak menghormati institusi PSSI beserta orang-orang di dalamnya. Akan tetapi lebih kepada keyakinan saya, dalam hal ini mengenai mana yang benar dan mana yang salah menurut hati dan nurani saya. Dibawah ini akan coba saya jabarkan maksud dari kata kebenaran menurut hati dan nurani saya..

Salah satu hal yang memicu kontroversi publik dalam pembentukan Liga Premier Indonesia adalah naik nya PSMS Medan ke kasta tertinggi kompetisi di Indonesia sebagai tim undangan, yang dinilai berdasarkan sejarah dan sumbangsih PSMS Medan kepada perkembangan persepakbolaan Indonesia di masa lampau. Membahas mengenai sumbangsih dan sejarah, maka hal tersebut menjadi sangat menarik untuk dibahas..

Jika kita membahas mengenai kebijakan PSSI mengenai PSMS Medan, saya jadi tertarik untuk membahas tim yang saya bela sendiri, yaitu Persija Jakarta yang oleh PSSI tidak di akui keberadaannya. Jika kita menengok ke belakang, catatan sejarah mengatakan jika Persija Jakarta juga bukanlah tim sembarangan, sumbangsih tim ini kepada tim nasional khususnya dan juga kepada dunia persepakbolaan Indonesia pada umumnya tentu juga tidak perlu lagi dipertanyakan..

"Mengoleksi 10 gelar juara liga Indonesia dan menjadi salah satu dari 2 tim yang belum pernah terdegradasi sejak berdiri sejak berdirinya klub ini pada tahun 1928, jelas sebuah prestasi yang tidak dapat dipandang sebelah mata".
Dari tahun ke tahun Persija Jakarta juga rajin menyumbangkan para pemainnya ke tubuh tim nasional Indonesia. Saya pernah mendengar sebuah cerita dari salah satu pemain legendaris Indonesia di era 70/80an. Beliau berkata, "Zaman Om dulu kalo pemain tim nasional itu ada 24 orang, maka minimal setengahnya adalah pemain Persija Jakarta"..

Siapa yang tidak mengenal nama-nama seperti Sucipto Suntoro, Maulwi Saelan, Yudho Hadiyanto, Roni Paslah, Soedarno, Oyong Lisa, Sutan Harhara, Iim Ibrahim, Simson Rumahpasal, Johanes  Auri, Sueb Rizal, Junaidi Abdillah, Sofyan Hadi, Anjas Asmara, Andi Lala, Iswadi Idris, Risdiyanto, Taufik Saleh, Marzuki Nyakmad, Adji Ridwanmas, Ashari Rangkuti, Patar Tambunan, Isman Jasulmei, Rahmad Darmawan dan Kamarudin Betay..

Belum lagi di era pertengahan 90an hingga sekarang, ada Rocky Putirai, Widodo C Putro, Miro Baldo Bento, I Komang Putra, Nur Alim, Warsidi, Budiman, Ritham Madubun, Aples Tecuari, Anang Ma'ruf, I Putu Gede, Charis Yulianto, Syamsul Chairudin, Budhi Sudarsono, Hamka Hamzah, Mohammad Roby, Gendut Doni, Ellie Aiboy, Ismed Sofyan, Firman Utina, Hendro Kartiko, Ponaryo Astaman, Hasim Kipaw, Johan Juansyah, Rhamdani Lestaluhu, Andritany Ardhiyasa dan tentunya juga Bambang Pamungkas..

Dalam hal ini saya tidak sedang meragukan sejarah kebesaran yang telah di torehkan oleh PSMS Medan, akan tetapi jika PSSI dapat memperlakukan PSMS dengan begitu istimewa, mengapa PSSI tega memperlakukan Persija Jakarta dengan sedemikian tidak adilnya. Karena jika dilihat dari segi prestasi dan sejarah panjangnya, saya yakin jika Persija Jakarta tidak kalah mentereng dari apa yang telah dicatatkan PSMS Medan, jikalau pun tidak boleh dikatakan lebih baik. Jadi dilihat dari dari sisi manapun PSSI tidak sepantasnya mengacak-acak tim kebanggan kami seperti ini..

"Persija Jakarta yang asli itu tidak harus ada Bambang Pamungkas-nya, tidak harus ada Ismed Sofyan-nya, tidak juga harus ada Bang Mansyur-nya (Perlengkapan kami yang sudah kurang lebih 17 th melayani pemain Perija Jakarta". Akan tetapi Persija yang asli itu yang memiliki puluhan ribu pendukung setia bernama The Jakmania, pendukung militan Persija Jakarta yang selalu mendampingi kemanapun tim Macan Kemayoran berlaga. Itulah tim Persija Jakarta yang sebenarnya"..

Jika anda sekalian masih ragu dan sangsi dengan Persija Jakarta yang sebenarnya, maka bertanyalah kepada Bis Persija Jakarta yang berwarna orange dan bergambar macan itu. Bis yang catnya sudah mulai memudar, mengelupas serta berkarat itu akan bercerita secara detail siapa-siapa saja pemain, pelatih serta pengurus yang pernah berbaju Persija Jakarta selama 15 tahun terakhir.

Saya yakin jika bis tersebut juga akan bercerita sambil tersenyum, ketika mengingat saat-saat kami meraih gelar dan berpawai bersama puluhan ribu Jakmania mengelilingi ibukota Jakarta pada musim 2000/2001. Sebuah gelar yang pada akhirnya di simbolkan dengan satu buah bintang berwarna emas di atas lambang klub kebanggan kota Jakarta tersebut..

Oleh karena itu, akan menjadi sebuah hal yang aneh dan menjengkelkan ketika saat ini ada sebuah tim lain yang menggunakan nama kami, warna ciri khas kami dan juga lambang kebesaran kami lengkap dengan satu bintang diatasnya. Mereka mungkin dapat saja membohongi publik dengan segala tipu muslihat dan pemutar balikan fakta, akan tetapi mereka tidak akan pernah dapat membohongi pendukung setia kami The Jakmania, yang akan selalu mengerti mana Persija Jakarta yang sebenarnya..

"Mereka boleh saja merampas nama kami, warna kami dan juga emblem kebesaran kami. Akan tetapi satu hal yang harus mereka ingat, semangat dan sejarah panjang "Macan Kemayoran" itu akan tetap berada disini di dalam hati dan sanubari kami sampai kapanpun"..

Jadi mengapa saya memilih bermain di ISL bukan di IPL..?? Jawabannya lebih pada ketidak relaan saya melihat sebuah tim yang telah saya bela selama satu dekade dan juga telah membesarkan nama saya, diperlakukan dengan semena-mena oleh PSSI. Bukan karena saya tidak menghormati institusi PSSI beserta semua orang yang berada di dalamnya, Sekali lagi "Bukan karena itu..!!"

Bambang Pamungkas bisa saja hijrah ke klub lain, cepat atau lambat saya pasti tidak akan menjadi bagian dari tim ini lagi, akan tetapi tidak di saat-saat seperti ini. Tidak disaat tim kebanggan saya dalam keadaan yang sekarat dan limbung sehingga membutuhkan dukungan moral untuk bangkit melawan segala ketidak adilan yang menimpa tim ini, sekali lagi "Tidak Disaat-saat Seperti Ini..!!!"

Bagi semua orang yang merasa memiliki dan mencintai Persija Jakarta sepenuh hati, dimanapun anda sekalian berada. Ijinkanlah saya untuk mengutip sebuah quote dari seorang penyair dari India bernama "Rabindranath Tagore" yang berbunyi seperti di bawah ini:

"Cloud come floating in to our life, No longer to carry rain or usher storm, but to add colour to our sunset sky"..

Percayalah bahwa segala permasalah yang menyelimuti kita selama ini tidak akan pernah mampu membuat kita tercerai-berai. Akan tetapi sebaliknya, segala permasalan tersebut akan membuat kebersamaan kita semakin erat, semakin kuat, semakin bersatu-padu untuk terus menjaga tradisi dan nama besar Macan Kemayoran Persija Jakarta yang kita sama-sama cintai..

Akhir sekali, nama saya Bambang Pamungkas. Bermain menggunakan nomer punggung 20 sejak tahun 1999 bersama Persija Jakarta. Saya pernah patah kaki menggunakan seragam orange kebesaran kami tersebut. Persija Jakarta yang diakui PSSI saat ini bukanlah Persija Jakarta yang saya kenal selama ini. Saya yakin dalam lubuk hati yang paling dalam, semua orang akan mengerti, "Mana Persija Jakarta dan mana Jakarta FC..

"Satu Bintang Itu Milik Kami, Bukan Milik Kalian"

"Ini Tanggung Jawab Bersama" bepe20

Langit masih nampak gelap gulita ketika saya keluar dari pintu rumah dan menyalakan mobil saya, waktu di jam tangan saya menunjukkan pukul 04:00 WIB. Udara dingin pagi ini cukup mampu memaksa saya untuk membalut tubuh saya dengan sebuah jaket, dan pilihan saya pagi ini jatuh pada jaket berwarna hitam dengan kombinasi warna orange bertuliskan Persija Jakarta di bagian belakangnya.
Sambil menyerahkan sebuah termos kecil berisi kopi panas, Dewi istri saya berkata "Hati-hati ya cin, pelan-pelan saja nyetirnya, kalo sudah sampai jangan lupa kabarin". "Iya sayang, pasti aku kabarin" jawab saya lirih sambil menerima setermos kopi dari tangan istri saya. Beberapa saat kemudian, setelah mesin mobil saya rasa cukup panas dan setelah mencium Dewi istri saya tercinta, maka sayapun bergegas memacu kendaraan saya membelah suasana dingin dan tipisnya kabut pagi ini..
Tujuan saya pagi ini adalah untuk bergabung dengan tim Persija Jakarta yang tengah melakukan pemusatan latihan di hotel Mangkuputra, Cilegon, Banten. Jalanan kota Jakarta pagi ini masih sangat lengang, sangat bertolak belakang dengan saat di siang hari. Selama perjalanan banyak sekali hal berkecamuk dalam benak saya. Hal-hal yg berkaitan dengan pekerjaan saya sebagai pesepakbola silih berganti lalu-lalang di kepala saya ketika ini. Ingin rasanya saya menuliskan hal-hal tersebut di iPad kesayangan saya. Akan tetapi apalah daya, tidak mungkin juga saya melakukan dua buah hal yg sama-sama membutuhkan konsentrasi tinggi secara bersamaan, yaitu menulis dan mengemudikan kendaraan..
Andai saja saya Adam Gibson (Arnold Schwarzenegger) dalam film The 6th Day yang tinggal mengatakan mana tujuan saya dan mobil akan berjalan dengan sendirinya. Atau mungkin Tony stark (Robert Downey Jr) dalam Iron Man yang memiliki asisten super cangging bernama Jarvis, makan saya yakin dalam 1,5 jam kedepan saat saya memasuki kota Cilegon, sebuah artikel utuh sudah berada di dalam iPad saya dan siap disajikan di blog saya bambangpamungkas20.com. Namun pada akhirnya dikarenakan keterbatasan kemampuan tersebut,keinginan untuk menulispun harus saya tahan hinga siang harinya..
Keterpurukan tim nasional Indonesia dalam mengarungi babak kualifikasi piala dunia 2014 menyisakan kegundahan serta kekecewaan yang luar biasa di hati seluruh masyarakat Indonesia. Tanpa mendapatkan satu poinpun dari 5 kali pertandingan jelas sebuah hasil yang menyedihkan atau dapat juga dikatakan sangat memalukan. Terlepas dari kualitas lawan-lawan yang dihadapi memang lebih baik, akan tetapi seharusnya kita mampu berbuat atau menyajikan penampilan yang lebih baik dari apa yng sudah kita pertontonkan selama gelaran kualifikasi ini..
Seperti yang pernah saya sampaikan dalam artikel (Bola Itu Berada Di Tangan Kita - 2009), bahwa - "Harus selalu ada pihak yang bertanggung jawab dalam setiap kegagalan". Begitu pula saat ini, banyak sekali suara-suara di luar sana yang menunjuk pelatih kepala tim nasional Indonesia Wim Rijsbergen sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas hasil buruk tim yang didapat nasional saat ini..
Hal tersebut membuat begitu banyak orang menginginkan pelatih berkebangsaan Belanda tersebut untuk lengser diri dari jabatan pelatih kepala tim nasional Indonesia. Disamping itu, tidak kalah banyak juga masyarakat yang menginginkan kapten tim nasional Bambang Pamungkas dan wakil kapten ti nasional Firman Utina untuk mengundurkan diri dari tim nasional Indonesia..
Pada artikel ini ijinkan saya untuk membahas perihal pelatih tim nasional Wim Rijsbergen terlebih dahulu, sedang perihal tuntutan pengunduran diri kepada Bambang Pamungkas dan Firman Utina nantinya akan saya bahas di bagian akhir dari artikel ini..
Dalam jumpa pers setelah pertandingan Indonesia melawan Iran yg berkesudahan 1:4 untuk kemenangan anak asuhan Carlos Queroz tersebut, saya sempat berbicara cukup keras di depan semua awak media yg hadir ketika itu. Beginilah kurang lebih ucapan saya ketika itu:
"Saya adalah pribadi yang selalu berusaha untuk menilai segala sesuatunya secara fair. Dahulu ketika Alfred Riedl dipecat, saya adalah pemain yang berteriak paling lantang dalam menyuarakan ketidak sependapatan saya. Ketika itu saya sama sekali tidak menolak kehadiran Wim sebagai pelatih tim nasional, akan tetapi yang saya kritisi adalah keputusan PSSI yang terkesan semena-mena dalam memperlakukan Alfred Riedl. Saya menilai keputusan PSSI untuk melengserkan Riedl ketika itu sarat muatan muatan politis..
Beberapa waktu yang lalu saat kita kalah melawan Bahrain dan Wim terkesan menyalahkan para pemain, saya adalah orang pertama yang bersinggungan langsung dengan beliau. Bahkan dikarenakan hal tersebut, sejujurnya kami sempat tidak berjabat tangan dan tidak saling tegur dalam beberapa waktu. Akan tetapi saat ini, ketika semua orang menyalahkan Wim atas kegagalan tim nasional Indonesia untuk bermain baik selama penyisihan piala dunia 2014, saya jugalah orang pertama yang akan membela pelatih saya tersebut..
Mengapa demikian..?? Terlepas dari kekurangan dan kelebihan Wim sebagai seorang pelatih, semua pihak juga harus turut bertanggung jawab atas kegagalan ini. Sangat kurang bijaksana rasanya jika hanya pelatih yang dipersalahkan. Semua pemain termasuk saya pribadi sebagai kapten tim nasional Indonesia juga harus mempertanggung jawabkan kinerja kami. Demikian halnya dengan Ketua Umum PSSI Bpk Djohar Arifin yang juga harus berjiwa besar mengakui kegagalannya..
Bagaimana kita dapat menghadapi event sebesar kualifikasi piala dunia dengan baik, jika liga Indonesia sendiri sudah tidak bergulir selama kurang lebih 5 bulan. Pemain tidak memiliki jam terbang kompetitif di tiap minggunya, tidak ada ujicoba international yang cukup memadai, belum lagi kekacauan penyusunan kompetisi yang semrawut yang dampaknya membuat beberapa tim tidak dapat melakukan persiapan dengan maksimal. Hal tersebut membuat banyak pemain tidak dapat menjalankan program latihan dengan baik serta maksimal sebagaimana mestinya..
Sebagai contoh, jika seorang pelatih merasa kurang puas dengan kinerja pemainnya, maka logikanya pelatih tersebut akan memanggil pemain baru untuk menambah daya dobrak atau kekuatan tim. Dalam hal ini Wim tidak dapat melihat pemain-pemain baru karena tidak ada kompetisi yang sedang bergulir. Keterbatasan stok pemain karena tidak adanya kompetisi tersebut, juga merupakan salah satu kendala besar yang mau ngga mau harus dialami oleh Wim dalam meramu kekuatan tim nasional Indonesia saat ini..
Hal tersebutlah yang mendasari pendapat saya jika kegagalan ini bukan semata-mata menjadi tanggung jawab Wim. Wim memang harus bertanggung jawab sesuai dengan porsinya sebagai pelatih kepala tim nasional, akan tetapi kami seluruh pemain juga harus bertanggung jawab, karena walau bagaimanapun kami adalah pasukan yang berjibaku secara langsung di atas lapangan. Ketua Umum PSSI juga harus bertanggung jawab, mengapa..?? karena jalan atau tidaknya roda kompetisi di Indonesia ini jelas berada di tangan beliau, sebagai pengambil keputusan tertinggi dalam organisasi bernama PSSI"..
Oleh karena itu, sebagai bentuk pertanggungjawaban itu, saya sangat setuju jika nantinya diadakan evaluasi menyeluruh dalam tubuh tim nasional Indonesia saat ini. Apalagi jika kita melihat penampilan tim nasional U-23 yang sangat impresif selama gelaran SEA Games yang lalu. Menurut pendapat saya pribadi, pemain-pemain muda kita sudah cukup layak untuk mulai memikul tanggung jawab membela panji-panji tim nasional senior..
Pemain-pemain seperti Titus Bonai, Patrich Wanggai, Hasim Kipaw, Diego Michiels, Egi Melgiansyah, Okto Maniani, Andik Vermansyah, Abdurrahman dan juga Kurnia Meiga rasanya sudah cukup pantas diberi kesempatan untuk naik ke kelas tim senior..
Terlepas dari kegagalan tim nasional U-23 untuk meraih emas di SEA Games karena dikalahkan Malaysia di final, menurut pendapat saya dengan materi pemain-pemain seperti mereka, rasanya masa depan sepakbola Indonesia terlihat cukuplah cerah..
Sepakbola adalah olahraga tim, oleh karena itu tidak akan pernah terjadi sebuah individu menjadi lebih penting daripada sebuah tim itu sendiri. Kita tidak akan pernah mampu memenangkan pertandingan hanya karena satu atau dua individu yang spesial. Kemenangan sebuah tim akan selalu terjadi dari hasil kinerja semua individu di dalam tim tersebut. Satu, dua individu mungkin saja tampil lebih menonjol dari individu yang lain, akan tetapi itu bukan menjadi sebuah alasan untuk tidak mengapresiasi kinerja individu-individu yang lain..
Begitu pula sebaliknya, kekalahan atau kegagalan sebuah tim tidak seharusnya juga hanya menjadi tanggung jawab beberapa individu saja. Satu, dua individu mungkin saja tampil di bawah performa terbaik mereka, akan tetapi alangkah kurang bijaksananya jika kita hanya melemparkannya semua kesalahan kepada individu-individu tersebut. 
"Bukankah sebuah tim yang baik adalah tim yang terdiri dari individu-individu yang dapat saling mendukung, saling menutupi serta saling membantu antara individu satu dengan individu yang lain"..
Oleh karena itu dalam artikel (Indonesia Masih Bisa - 2010) saya pernah menyampaikan bahwa "Kita menang sama-sama dan sudah seharusnya kita juga kalah bersama-sama". Maka mari kita pertanggungjawabkan kegagalan ini bersama-sama. Pelatih, pemain dan juga Ketua Umum PSSI harus berjiwa besar untuk mempertanggungjawabkan kinerja nya sesuai dengan porsinya masing-masing..
Terlepas dari itu semua bagi saya pribadi, jika pertandingan melawan Iran kemarin pada akhirnya menjadi caps terakhir saya untuk tim nasional Indonesia, maka dengan lapang dada saya dapat menerima keputusan tersebut. Akan tetapi seperti apa yang juga sempat saya kemukakan dalam konferensi pers setelah pertandingan tersebut, bahwasanya:
"Masa depan saya di tim nasional, bukan berada di tangan rekan-rekan wartawan, bukan berada di tangan para suporter di luar sana, bukan di tangan komentator di TV-TV sana, bukan juga di tangan Ketua Umum PSSI Bpk Djohar Arifin. Masa depan saya di tim nasional berada di tangan pelatih tim nasional, siapapun nantinya yang akan menjabat sebagai pelatih tim nasional Indonesia. Ketika pelatih berkata "Bambang terima kasih atas kerja samanya, saya tidak membutuhkan tenaga kamu lagi", maka dengan sendirinya karir saya di tim nasional akan selesai saat itu juga. Sesederhana itu bukan..??
Akan tetapi sebaliknya, jika pelatih tim nasional masih memanggil dan membutuhkan tenaga saya, maka sudah menjadi kewajiban saya untuk memenuhi panggilan tersebut dan tidak alasan bagi saya untuk menolaknya. Ini bukan karena serakah atau tidak tahu diri, akan tetapi hal tersebut lebih kepada apresiasi tinggi dan tanggung jawab moral saya terhadap sebuah profesi yang telah membesarkan nama saya dan membuat saya dapat berada di tempat dimana saya berdiri saat ini"..
Dan saya yakin hal tersebut juga ada di benak sahabat dan yang juga wakil saya sebagai kapten tim nasional Indonesia Firman Utina. Menjadi pemain nasional adalah impian terbesar seluruh pemain sepakbola di belahan dunia manapun, karena hal tersebut merupakan sebuah tanggung jawab, sebuah kehormatan dan juga sebuah pengabdian seorang pemain sepakbola kepada olahraga yang mereka geluti dan juga kepada negara yang mereka cintai..
Sekali lagi kegagalan ini adalah tanggung jawab kita bersama, maka dari itu mari kita hadapi semua ini bersama-sama. Kegagalan demi kegagalan akan selalu meninggalkan rasa pahit yang luar biasa, serta tidak jarang rasa frustasipun timbul disana, akan tetapi itu semua tidak seharusnya membuat kita berhenti untuk berusaha dan berhenti berjuang untuk memperbaiki dunia persepakbolaan negeri yang kita cintai ini.
Karena: "If we stop trying, that means we are no better than a coward”..

contoh sistem informasi akuntansi pada perusahaan

I. Latar Belakang
Perkembangan usaha dunia otomotif saat ini berkembang dengan pesat. Malah bisa dibilang sangat maju. Penjualan mobil, motor, dan kendaraan lain di kota-kota besar sangat banyak pembelinya. Seperti di Jakarta, jumlah kendaraan dan luas jalan sangat tidak berimbang. Itu berarti mengakibatkan kemacetan yang luar biasa. Dalam kemacetan, biasanya tidak banyak yang bisa dilakukan oleh pengendara selain duduk di dalam kendaraannya, atau duduk di atas motornya. Untuk itu dibutuhkan tempat duduk atau jok yang nyaman bagi pengendara.
Jok yang nyaman barangkali menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi pengemudi dan penumpang kendaraan bermotor, termasuk kendaraan besar seperti bus dan truk. Apalagi saat berkendara pada perjalanan jauh. Juga bisa meningkatkan kenyamanan saat terjebak dalam kemacetan. Dengan teknologi yang semakin canggih di dalam segala bidang, bukan tidak mungkin jok mobil atau motor menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting bagi pemilik kendaraan bermotor. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk meningkatkan kenyamanan saat berkendara. Bisa juga ditambahkan dengan alat pemijat agar tidak kelelahan dalam melakukan perjalanan.
Saya akan membahas sebuah perusahaan jok mobil di Jakarta. Sebagai sebuah perusahaan pembuatan jok mobil, PT Karya Bahana Berlian sudah berdiri sejak bulan Februari 1991. Perusahaan ini memproduksi beberapa produk otomotif seat seperti seat assembly, seat cover, PU foam, dan leather trim cover. Perusahaan ini sangat berkomitmen meningkatkan kualitas dan berusaha yang tidak berhenti untuk merespon permintaan pelanggan. Visi perusahaan ini adalah untuk menjadi satu-satunya perusahaan tempat duduk otomotif dan manufaktur interior di Indonesia. Untuk mewujudkan visinya, perusahaan ini memiliki misi melanjutkan kemajuan dari proses produksi untuk mencapai kualitas maksimum dalam produknya dengan harga yang bersaing.
II. Dasar Teori
Tempat duduk atau jok yang nyaman bagi pengendara memang menjadi sangat penting. Karena saya juga memiliki sepeda motor, untuk perjalanan jauh badan rasanya menjadi lelah dan pegal. Duduk juga tidak nyaman dan membuat pinggul terasa panas. Hal tersebut bisa menimbulkan penyakit akibat terlalu lama duduk atau posisi duduk yang tidak nyaman. Jangan sampai memiliki kendaraan bermotor yang gunanya adalah untuk alat transportasi, justru malah menjadi sumber penyakit bagi yang memakai atau pemiliknya.
III. Studi Kasus
PT Karya Bahana Berlian berdiri tahun 1991. Mereka berkomitmen menjadi perusahaan desain dan manufaktur tempat duduk mobil satu-satunya di Indonesia. Dengan jumlah pegawai 329 orang dan dipimpin Presiden Direktur. Perusahaan ini memproduksi beberapa produk otomotif seat seperti seat assembly, seat cover, PU foam (cold cure), dan leather trim cover. Saat ini PT Karya Bahana Berlian telah memiliki tiga jaringan perusahaan yaitu PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors, PT Honda Prospect Motors, dan PT KIA Indonesia Motors.
Arus Transaksi Perusahaan
Pelanggan memesan (order) barang melalui sistem apliksai order penjualan. Order dapat dibuat oleh pelanggan itu sendiri atau melalui tenaga penjual. Order dapat tertulis maupun melalui telepon. Sistem order penjualan mengubah order ke dalam data yang penting untuk mendukung pemrosesan lanjutan terhadap order oleh sistem aplikasi yang lainnya. Aplikasi order penjualan seringkali mengirimkan formulir pemberitahuan kepada pelanggan untuk memberitahukan bahwa order telah diterima dan sedang diproses. Aplikasi order penjualan mengirimkan memo penagihan ke sistem aplikasi penagihan. Memo ini menyajikan data yang diperlukan untuk menyiapkan faktur pelanggan untuk barang yang telah dipesan. Sistem aplikasi penagihan mengirimkan faktur (tagihan) kepada pelanggan untuk pembayaran. Kemudian bagian penagihan mengirimkan nota faktur kepada sistem aplikasi piutang dagang. Bagian piutang dagang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan database pelanggan dan harus memperbaruinya untuk merefleksikan adanya transaksi ini. Secara periodik sistem aplikasi piutang dagang mengirimkan laporan kepada pelanggan yang merincikan total jumlah hutang setiap pelanggan kepada perusahaan. Sistem aplikasi order penjualan mengirimkan order pengiriman ke gudang. Dokumen ini merincikan pengiriman pemesanan yang dilakukan pelanggan, termasuk waktu dan kemana barang harus dikirimkan. Order pelanggan mensyaratkan bahwa order produksi harus dikirimkan ke bagian produksi jika barang yang di order adalah biasa, tidak terdapat dalam persediaan, atau jika barang yang dipesan tidak terdapat dalam persediaan.
Setelah barang dikirimkan kepada pelanggan, bagian pengiriman memberikan rangkapan order pengiriman kepada sistem penagihan untuk mendokumentasikan pengiriman dan untuk memungkinkan dilakukan proses penagihan. Barang-barang yang dikirim kepada pelanggan dikirimkan dari gudang ke fungsi pengiriman. Barang jadi dikirimkan dari sistem produksi ke gudang untuk penyimpanan, kemudian barang diserahkan atau dikirimkan kepada pelanggan.
Aplikasi penjadwalan produksi mengirim jadwal produksi ke sistem produksi. Jadwal ini mengesahkan dan mengendalikan sisem produksi. Laporan posisi produksi dikirimkan ke sistem penjadwalan produksi sehingga jadwal produksi dapat ditelaah dan direvisi. Sistem produksi mengirimkan permohonan pembelian kepada aplikasi pembelian. Bahan mentah harus di-order intuk diproduksi. Sistem aplikasi pembelian bertanggungjawab untuk membuat order kepada pemasok/penjual. Bagian produksi mengirimkan laporan tenaga kerja ke sistem penggajian untuk pembayaran upah dan akumulasi biaya produksi. Bagian pembelian mengirimkan nota penerimaan kepada aplikasi penerimaan. Dokumen ini meng-otorisasi fungsi penerimaan untuk menyetujui penerimaan dari pemasok. Pembelian mengirim order pembelian kepada pemasok untuk memesan barang. Nota pembelian dikirimkan ke sistem aplikasi hutang dagang untuk memulai proses pembayaran.
Barang dagangan diterima dari pemasok. Lalu pemasok mengirimkan faktur kepada perusahaan untuk pembayaran. Faktur ini harus disetujui oleh sistem aplikasi hutang dagang. Bagian penerimaan memberitahukan bagian hutang dagang bahwa barang yang dipesan telah diterima. Bagian hutang dagang meng-otorisasi pembayaran kepada pemasok. Nota pembayaran dikirimkan ke sistem aplikasi untuk diproses.
Karyawan-karyawan menerima pembayaran cek dan dokumen lainnya dari sistem penggajian. Nota pembayaran karyawan dikirim ke sistem aplikasi akuntansi untuk diproses.
Para pelanggan mengirimkan penbayaran melalui rekening mereka kepada perusahaan. Bukti penerimaan kas diproses oleh sistem aplikasi akuntansi. Barang yang dibeli dikirimkan dari bagian penerimaan ke gudang untuk disimpan.

definisi SIA

Definisi Sistem Informasi Akuntansi (atau biasa disebut SIA) adalah sebuah Sistem Informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan pencatatan transaksi Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah Sistem Informasi. Fungsi penggunaan/implementasi SIA pada sebuah organisasi antara lain :
  • Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
  • Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
  • Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
Modul SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi non-keuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.
SIA terdiri dari 3 subsistem:
  • Sistem pemrosesan transaksi
mendukung proses operasi bisnis harian.
  • Sistem buku besar/ pelaporan keuangan
menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak.
  • Sistem pelaporan manajemen
yang menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan kinerja, serta laporan pertanggungjawaban.

pengertian SIA 1

Pengertian SIM – Sistem Informasi Akuntansi.  Sistem informasi pada dasarnya adalah sekelompok unsur, yang, saling terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memproses data transaksi yang di butuhkan yang berfungsi bersama untuk mencapai suatu tujuan. Demikian pula dengan SIA, merupakan gabungan dari tiga unsur kata yaitu sistem, informasi dan akuntansi, masing-masing kata yang tergabung dalam pengertian system, informasi, akuntansi tersebut memiliki maknanya sendiri, sebagaimana yang akan duniabaca.com uraikan sebagai berikut ini :
a. Sistem
Menurut Baridwan (2001:1) sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Sedangkan menurut Mulyadi (2001:5) sistem merupakan suatu organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Sedangkan menurut Widjajanto (2001:1) sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahap yaitu input, proses dan output. Sedangkan menurut Hall (2007:6) sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama.
Dari beberapa pendapat tersebut diatas, maka dapat diikhtisarkan bahwa pada dasarnya sistem terdiri dari tiga unsur, yaitu : masukan ( input), proses (procces) merupakan suatu aktivitas yang dapat mentransformasikan input menjadi output. Sedangkan output berarti yang menjadi tujuan, sasaran, atau target pengorganisasian suatu sistem.